Mobilnya Dihujani Peluru, PM Libya Lolos dari Upaya Pembunuhan

Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah di Tripoli, Libya, 21 November 2021
Sumber :
  • ANTARA/Reuters/Hazem Ahmed/as

VIVA – Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah lolos tanpa cedera ketika mobilnya dihantam serentetan tembakan pada Kamis dini hari, kata seorang sumber, yang menyebut insiden itu jelas merupakan upaya pembunuhan.

Deretan Kasus Polisi 'Pencabut Nyawa' Sepanjang 2024, Tembak Mati Rekan hingga Ibu Kandung

Penembakan terjadi di tengah pertikaian sengit antarkelompok menyangkut kendali kekuasaan pemerintah.

Sumber yang mengetahui peristiwa tersebut mengungkapkan bahwa Dbeibah sedang berada dalam perjalanan pulang ke kediamannya.

Oknum TNI Diduga Terlibat Pembunuhan Pria di Deliserdang, Mayatnya Dibuang ke Kolam

Di tengah perjalanan, kata sumber itu, mobil yang ditumpangi Dbeibah ditembaki dari sebuah kendaraan lain, yang kemudian kabur.

Insiden itu telah dirujuk ke kejaksaan untuk diselidiki.

Jalur dari Cianjur Menuju Puncak Bogor Ditutup pada Malam Tahun Baru

Kalau benar, upaya pembunuhan itu akan memperburuk krisis soal penguasaan kendali di Libya.

Dbeibah telah menyatakan bahwa ia akan mengabaikan pemungutan suara, yang dijadwalkan berlangsung di parlemen kawasan timur pada Kamis, untuk melengserkannya.

Dbeibah pada Maret dilantik sebagai kepala Pemerintah Kesatuan Nasional (GNU).

Pemerintah yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa itu dibentuk untuk mengatur persiapan pemilihan pada Desember.

Faksi-faksi yang bersaing telah berebut posisi setelah proses pemilihan berantakan di tengah perselisihan atas beberapa aturan.

Di antara aturan yang menjadi perselisihan adalah soal keabsahan Dbeibah untuk mencalonkan diri sebagai presiden --setelah ia dulu berjanji tidak akan mengikuti persaingan dalam pemilihan.

Parlemen tersebut, yang sebagian besar mendukung pasukan timur selama perang saudara berlangsung, telah menyatakan GNU invalid.

Pemungutan suara karena itu akan dilangsungkan pada Kamis untuk menunjuk perdana menteri yang baru dalam rangka membentuk pemerintah.

Namun, penasihat dari PBB untuk Libya serta negara-negara Barat mengatakan bahwa mereka tetap mengakui GNU. Mereka mendesak lembaga-lembaga politik Libya untuk lebih memusatkan perhatian pada penyelenggaraan pemilihan.

Parlemen pada pekan ini mengatakan tidak ada pemilihan yang akan diselenggarakan tahun ini. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya