Aksi Protes Menentang Wajib Vaksin COVID-19 Lumpuhkan Ibu Kota Kanada
- Twitter/Ottawa Police
VIVA – Demonstrasi menentang kewajiban vaksin COVID-19 di Kanada memasuki hari ke-10, dan Pemerintah Kanada mengatakan mereka tidak akan mundur dalam persoalan tersebut. Jumlah demonstran yang berkemah di ibu kota Kanada melebihi petugas polisi dan mereka mengendalikan situasi, kata Wali Kota Ottawa, Minggu 6 Februari 2022.
"Konvoi Kebebasan" dimulai sebagai sebuah gerakan yang menentang wajib vaksin bagi para sopir truk di Kanada, namun berubah menjadi aksi melawan aturan kesehatan publik dan Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau.
"Konvoi boleh tidak setuju, tapi mereka tidak berada di atas hukum dan harusnya ada penyelesaian damai atas (persoalan) ini secepat mungkin," kata Menteri Keselamatan Publik Kanada Marco Mendicino kepada Stasiun TV CBC.
"Kami telah menanyakan soal vaksin dan mandat vaksin ini dalam pemungutan suara… dalam pemilihan (2021) dan kami hanya melaksanakan janji yang kami buat dengan dukungan sebagian besar rakyat Kanada," katanya pula.
Para demonstran telah melumpuhkan pusat Kota Ottawa selama sembilan hari terakhir, beberapa di antaranya sambil mengibarkan bendera Konfederasi atau Nazi, dan beberapa lainnya mengatakan mereka ingin membubarkan Pemerintah Kanada.
Di tengah bunyi klakson dan sesekali letupan petasan, aksi para demonstran –termasuk mendirikan sauna portabel, dapur umum dan istana mainan anak-anak– telah membuat marah penduduk yang menyalahkan polisi karena tidak melakukan apa-apa.
"Situasi pada titik ini benar-benar di luar kendali akibat aksi orang-orang yang melakukan protes," kata Wali Kota Ottawa Jim Watson di sebuah stasiun radio lokal. "Jumlah mereka lebih banyak daripada polisi," ujarnya pula.
Kepolisian Ottawa memindahkan sejumlah demonstran dan memasang barikade baru pada Minggu. Polisi mengatakan tengah "mengumpulkan informasi tentang uang, jejak digital, nomor kendaraan… dan bukti lain yang akan digunakan dalam tuntutan hukum."
Trudeau, yang sedang menjalani isolasi setelah dinyatakan positif COVID-19 pekan lalu, telah mengesampingkan penggunaan militer untuk membubarkan aksi protes. Atas pertimbangan keamanan, Trudeau dan keluarganya akhir pekan lalu dipindahkan dari kediaman mereka di pusat kota ke sebuah lokasi yang dirahasiakan.
Dia sebelumnya mengatakan konvoi tersebut mewakili sebuah "minoritas pinggiran kecil" dan Pemerintah tidak akan terintimidasi. Sekitar 90 persen sopir truk lintas perbatasan dan hampir 79 persen penduduk Kanada telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19.
Penyelenggara konvoi mengatakan mereka akan menghentikan bunyi klakson selama empat jam pada Minggu "sebagai tanda niat baik".
"Untuk menghormati Hari Tuhan, untuk anggota militer yang telah berkorban dan yang terus banyak berkorban demi kebebasan kami, untuk laki-laki dan perempuan berseragam biru yang melakukan tugas luar biasa untuk melindungi kami… anggota konvoi kami akan berhenti membunyikan klakson," kata kelompok tersebut dalam pernyataan.
Polisi mengatakan mereka telah mendakwa empat orang atas tindak pidana kebencian dan menyelidiki ancaman terhadap tokoh publik bersama Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).
Aksi terorganisasi itu sebagian bergantung pada pendanaan dari para simpatisan di AS, kata polisi.
GoFundMe menghapus platform donasi Konvoi Kebebasan, yang menyulut kemarahan sejumlah anggota DPR AS dari Partai Republik yang berjanji untuk menyelidiki langkah yang diambil oleh situs tersebut.
Mantan Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk memuji para sopir truk.
Anggota senior Pemerintah Liberal mengatakan mudahnya para demonstran menutup kawasan di sekitar parlemen dan ketidakberdayaan polisi merupakan "penghinaan nasional".
Sejumlah tokoh oposisi senior Konservatif yang mendorong protes tersebut, termasuk mereka yang berswafoto dengan para sopir truk, tidak membalas permintaan untuk berkomentar.
Pekan lalu, partai tersebut memecat pemimpinnya karena dianggap kurang bersemangat mendukung aksi tersebut. (Ant/Antara)