Pasukan Koalisi Pimpinan AS Serang Milisi Al-Qaeda di Suriah
- ANTARA/Reuters/Kawa Omar/as
VIVA – Pasukan Khusus Amerika Serikat (AS) melakukan serangan yang disebut misi kontraterorisme di bagian barat laut Suriah pada Rabu malam, 2 Februari 2022. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Juru Bicara Pers Pentagon, John Kirby. Walau dalam keterangannya, Kirby tidak memberikan pernyataan secara terperinci mengenai serangan itu.
Melansir dari laman CNN Amerika pada Kamis, 3 Februari 2022 disebut bahwa menurut sumber di lapangan, terdapat korban jiwa. Setidaknya 13 orang tewas dalam bentrokan selama dan setelah serangan itu. Korban jiwa dilaporkan terdiri dari enam anak-anak dan 4 wanita. Namun tak ada korban dari pihak AS.
John Kirby mengatakan pada Rabu malam bahwa misi tersebut dilakukan oleh Komando Pusat AS yang mengendalikan operasi dan kegiatan militer di Timur Tengah.
“Informasi lebih lanjut akan diberikan saat pernyataan tersedia,” katanya dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan John Kirby sama sekali tidak mengungkapkan target misi operasi khusus atau apakah ada indikasi korban sipil.
Tetapi menurut laporan media bahwa ada saksi dan petugas penyelamat yang mengatakan bahwa penembakan dan ledakan mendahului serangan udara pasukan AS tak lama setelah tengah malam.
Adanya serangan itu menargetkan sebuah rumah di daerah perbatasan Suriah–Turki di Atmeh. Dalam keterangan saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya bahwa tembakan mesin meletus dari setidaknya tiga helikopter lalu beberapa menit kemudian diikuti terjadinya ledakan.
Diketahui bahwa di daerah tersebut terdapat banyak pasukan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda.
“Saya mendengar dari kejauhan seseorang yang berbicara berbahasa Arab dengan aksen Irak meminta keluarga untuk mengungsi dari daerah itu dan mereka akan aman,” kata saksi tersebut.
“Saya melihat dari kejauhan ada senapan mesin yang menembak dari tanah ke arah helikopter,” lanjut saksi mata.
Saksi mengatakan bahwa dua dari tiga helikopter terlihat mendarat satu jam setelah bentrokan dimulai. Komando Pusat membuka penyelidikan kemungkinan korban sipil dari serangan itu. Namun John Kirbyenggan untuk memberikan informasi terbaru mengenai korban serangan.