China Bikin Hampir 100 Persen Salju Buatan untuk Olimpiade 2022
- Istimewa
VIVA – Olimpiade pada tahun ini yang diselenggarakan di Beijing di bawah ancaman perubahan iklim, menurut laporan Universitas Loughborough Inggris. Dalam laporannya tersebut masalah perubahan iklim ini datang pada saat Beijing sedang mempersiapkan untuk pembukaan Olimpiade 2022 minggu ini.
Untuk mengantisipasi perubahan Iklim, China akan menggunakan hampir 100% salju buatan, dengan lebih dari 100 generator salju dan 300 meriam salju yang bekerja untuk menutupi lereng agar perlombaan ski dan snowboarding tetap berlangsung.
Zhangjiakou, salah satu kota yang terletak 200 kilometer barat laut Beijing, akan menjadi tuan rumah untuk cabang olahraga ski gaya bebas, snowboarding, ski lintas alam, dan lompat ski. Meskipun cuaca di kota tersebut sangat dingin hingga mencapai 17 derajat Celcius, namun akhir-akhir ini salju jarang turun di wilayah tersebut.
Melansir dari VOA, Kamis 3 Februari 2022, Manajer Lokasi Olimpiade, Jacques Fournier, menerangkan area di Kawasan Zhangjiakou sangat kering dan banyak angin.
“Di sini tidak ada kelembapan, dan sangat kering, dan ada banyak angin,” kata Fournier kepada Reuters.
Fournier melanjutkan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk membuat salju buatan sepadat mungkin agar tidak terbawa angin.
“Jadi, dalam kondisi seperti itu, tujuan dan sasarannya benar-benar membuat salju menjadi padat, dan bersiap dengan cepat agar tidak terbawa angin,”ujar Fournier.
Meski dinilai unik dengan menggunakan salju buatan namun, sebuah laporan dari Universitas Loughborough Inggris memperingatkan bahwa hal tersebut dapat membahayakan para atlet.
“Dalam olahraga seperti biathlon atau ski lintas alam atau salah satu acara gaya bebas dimana seorang atlet melemparkan dirinya dengan membalik-balik dan jatuh, anda ingin permukaannya sedikit lebih lembut. Dan masalah dengan salju buatan adalah sekitar 70% es, dibandingkan dengan salju alami yang sekitar 30% es, jadi permukaannya jauh, jauh lebih keras,” kata rekan penulis laporan Madeleine Orr, ahli ekologi olahraga di Universitas Loughborough Inggris, dalam sebuah wawancara dengan VOA.
Selain memiliki risiko terkait salju buatan, para kritikus juga menganggap bahwa Beijing tidak cocok untuk menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin tahun ini. Mereka menilai bahwa pertandingan nanti akan berisiko bagi para atlet karena adanya perubahan iklim di wilayah tersebut.
Bukan hanya berisiko terhadap para atlet, nyatanya salju buatan ini pun dinilai akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan menyebabkan kerusakan lingkungan, serta merusak satwa liar.
“Ketika Anda meletakkan salju buatan di tempat yang tidak memiliki salju alami sama sekali, seperti Beijing, anda memasukkan banyak air ke tempat dimana tanah dan tanaman itu tidak mengharapkannya. Dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa itu dapat merusak satwa liar,” kata Madeleine Orr.