Logo BBC

Mengapa Massa Antikudeta Militer Myanmar Kini Memilih Jalan Kekerasan

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Beberapa dari kelompok ini tetap menjauh dari gerakan anti-kudeta. Tiga di antaranya adalah Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) di wilayah utara, Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), dan Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF) di sepanjang perbatasan Thailand, menawarkan perlindungan dan pelatihan bagi para demonstran.

Tantangan pertama yang dialami George dan Frank saat bergabung dengan KNLA adalah mendapat kepercayaan dari milisi tersebut.

Mereka mewaspadai kemungkinan penyusup militer dan menyimpan kecurigaan lama terhadap kelompok mayoritas tersebut yang sampai saat ini hanya menunjukkan sedikit simpati terhadap kelompok minoritas Myanmar.

Masalah kedua mereka adalah senjata. Mereka harus membeli sendiri di pasar gelap.

George mengeluarkan uang setara dengan US$2.000 (sekitar Rp28,7 juta) untuk sebuah pistol. Frank menjual mobil dan sebidang tanahnya untuk membeli senapan M4 buatan AS senilai US$3.500 (Rp50 juta). Amunisi adalah masalah yang muncul secara konstan.

Pimpinan etnik Karen yang mendampingi keduanya berharap sebagian besar anggota PDF mendanai sendiri aktivitas mereka, walau tetap bergerak di bawah komando KNLA. Ini merupakan penyesuaian yang sulit.

"Sebelumnya saya hanya tertarik untuk belajar dan bermain gim," kata Frank.

"Tinggal di hutan, tidur di tanah, terkadang saya hanya ingin menyerah. Kami harus makan apa pun yang ditawarkan, lebih sering batang pisang daripada daging. Yang paling sulit adalah membiasakan diri dengan kondisi toilet," tuturnya.

Myanmar
Getty Images
Banyak orang yang awalnya mengikuti unjuk rasa damai kini menganggap jalan kekerasan adalah solusi.

Desember lalu, George dan Frank terluka dalam pertempuran saat tentara menyerang daerah yang mereka yakini menjadi tempat berlindung para pemimpin PDF dan anggota NUG.

Keduanya menggambarkan pertempuran yang menakutkan dan kacau. Saat itu mereka kehabisan senjata. Mereka juga mengeluh karena tidak mendapatkan dukungan materi dari NUG, yang setia kepada PDF.

NUG memutuskan memutar haluan setelah sebelumnya mengikuti prinsip non-kekerasan Suu Kyi. Mereka beralih ke perlawanan bersenjata.