Hampir 2000 Anak Direkrut Hutsi Tewas Mengenaskan di Medan Perang

Serangan Koalisi Arab Saudi menghancurkan Kamp Milisi Houthi di Sana'a, Yaman
Sumber :
  • Twitter @RTArabic

VIVA – Hampir 2.000 anak yang direkrut oleh pemberontak Hutsi Yaman telah tewas di medan perang yakni dalam kurun waktu Januari-Mei 2021. Hal itu sudah dilaporkan oleh PBB, Minggu, 30 Januari 2022 seperti yang dilansir Aljazeera.

Menlu Inggris Blak-blakan Sebut Israel sebagai Kekuatan Penjajah

Dalam laporan tahunan kepada Dewan Keamanan yang disampaikan pada hari Sabtu, ahli PBB mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa Hutsi menggunakan beberapa kamp dan sebuah masjid untuk menyebarkan ideologinya.

Mereka merekrut anak-anak untuk melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional yang didukung oleh pemerintah yang dipimpin oleh Saudi.

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

"Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Hutsi 'matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi, kemenangan bagi Islam'," kata empat anggota panel ahli. 

“Di satu kamp, anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket.”

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Panel tersebut mengatakan menerima daftar 1.406 anak-anak yang direkrut oleh Hutsi yang tewas di medan perang pada tahun 2020. Kemudian ada 562 tentara anak yang terbunuh antara Januari dan Mei 2021.

“Mereka berusia antara 10 dan 17 tahun,” kata para ahli itu. 

Disebut sejumlah besar mereka terbunuh di Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeidah, Ibb, Saada dan Sanaa.

PBB mengecam penggunaan tentara anak dalam konflik tujuh tahun yang melibatkan pemberontak Hutsi Yaman dengan pemerintahan Yaman yang resmi diakui internasional itu. Hingga saat ini Yaman masih dilanda perang dan kelaparan terjadi di negara tersebut.

Demi Keselamatan Pekerja Bantuan, PBB Ajukan Tiga Langkah Penting

Serangan Meningkat di Gaza, PBB Minta Keselamatan Pekerja Kemanusiaan Dijamin

Pejabat senior PBB mendesak dunia untuk segera mengambil tindakan melindungi pekerja kemanusiaan yang menghadapi ancaman serius di lapangan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024