Logo ABC

Sepasang Gajah Kembar Lahir Di Afrika, Hal Langka Disorot Dunia

Kelahiran bayi gajah kembar di cagar alam nasional di Kenya adalah peristiwa langka.  (Save the Elephants: Jane Wynyard via AFP)
Kelahiran bayi gajah kembar di cagar alam nasional di Kenya adalah peristiwa langka.  (Save the Elephants: Jane Wynyard via AFP)
Sumber :
  • abc

Sepasang bayi gajah kembar terlihat disusui oleh induk betinanya, bernama Bora, sambil diperhatikan oleh induk jantan di taman safari Kenya.

Kedua gajah yang belum diberi nama ini lahir di Samburu National Reserve, pekan lalu.

Mereka merupakan pasangan anak gajah kembar kedua yang pernah ditemui oleh badan amal lokal 'Save the Elephants'.

Menurut Iain Douglas-Hamilton, pendiri lembaga Save the Elephants, kelahiran gajah kembar jarang terjadi, sehingga tak heran menjadi pemberitaan media internasional.

"Hanya sekitar satu persen dari bayi gajah yang dilahirkan adalah kembar," katanya.

"Seringkali susu sang induk tidak ada cukup untuk menghidupi dua anak gajah."

Gajah kembar ini pertama kali ditemukan oleh beberapa pemandu tur wisata di cagar alam Samburu di Kenya Utara.

Video menunjukkan bayi jantan dan betina tersebut berdiri di sisi induk betina, bersama juga anak pertamanya yang lahir tahun 2017.

Mereka terlihat sudah terbiasa dengan lingkungan sekitar.

Terakhir kali gajah kembar ditemukan oleh 'Save the Elephants' adalah pada tahun 2006.

"Sayangnya kedua anak gajah tersebut mati, tidak lama setelah lahir," kata Iain.

"Tidak ada yang tahu bagaimana nasib gajah kembar baru ini beberapa hari ke depan, tetapi kita semua mendoakan kelangsungan hidup mereka."

Gajah Afrika memiliki masa kehamilan terpanjang dibanding semua mamalia di dunia, yaitu sekitar 22 bulan. Gajah melahirkan kira-kira sekali setiap empat tahun.

Gajah di Kenya dan negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya sering menjadi korban pemburu liar.

Tetapi pada tahun 2020, kementerian pariwisata Kenya mengatakan jumlah gajah di negaranya meningkat lebih dari dua kali lipat, berkat adanya upaya anti-perburuan.

Dari jumlahnya sekitar 16 ribu ekor di tahun 1989, kini menjadi 34.000 ekor.

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporannya dalam bahasa Inggris.