Kisah CEO Tunanetra: Dulu Diremehkan, Kini Punya Perusahaan Rp1 T
- bbc
- Kisah perempuan Amerika Serikat yang mengubah sejarah penyandang disabilitas
- Gadis penyandang down syndrome menjadi model majalah Vogue: `Saya ingin ada di sampul depan semua majalah dunia`
- Kisah Aswin Nugroho, penyandang down syndrome penjual kue kering yang berjuang untuk mandiri
"Dalam hal kekakuan akademis, itu memang sulit dan mengerikan. Tapi layanan disabilitas mereka bekerja dengan baik dalam mendukung, mengakomodasi, dan mempercepat saya."
Saat berkuliah, dia juga membuat organisasi nirlaba, Samanvai Center for Children with Multiple Disabilities, untuk melatih dan mendidik penyandang disabilitas muda di Hyderabad.
Dia juga membuka perpustakaan Braille di sana dengan uang yang dia kumpulkan.
Hidupnya berjalan dengan baik. Dia lulus dari MIT dalam ilmu manajemen dan ditawari beberapa pekerjaan, tetapi dia memilih untuk tidak tinggal di Amerika Serikat.
Pengalaman kuliah Srikanth itu telah meninggalkan bekas, dan dia merasa seperti memiliki urusan yang belum selesai di negara asalnya.
"Saya harus berjuang keras untuk segala hal dalam hidup, sedangkan tidak semua orang bisa bertarung seperti saya atau memiliki mentor seperti saya," katanya.
Dia mengaku begitu melihat gambaran yang lebih besar, dia menyadari bahwa tidak ada gunanya memperjuangkan pendidikan yang adil jika tidak ada kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sesudahnya.
Dia berpikir: "Mengapa saya tidak memulai perusahaan saya sendiri dan mempekerjakan penyandang disabilitas?"
Srikanth kembali ke Hyderabad pada 2012 dan mendirikan Bollant Industries. Perusahaan pengemasan memproduksi produk ramah lingkungan, seperti kemasan bergelombang dari daun pinang yang jatuh dan perusahaannya itu kini bernilai £48 juta (Rp932 miliar).