9 Negara yang Tidak Pernah Dijajah, Nomor 2 Negara ASEAN

Tiver's Nest atau sarang Harimau di Bhutan
Sumber :
  • the sun

VIVA – Ternyata ada beberapa negara yang tidak pernah dijajah di dunia ketika Perang Dunia berlangsung. Zaman dahulu kala, penjajahan merupakan sesuatu yang sangat mungkin terjadi, bahkan Indonesia pernah mengalaminya. Kolonialisasi umumnya mengacu kepada kekuatan asing, umumnya kekuatan ekonomi dan militer. Penjajagan ini biasanya bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya ekonomi dan mendominasi secara politik, militer, dan budaya. Perang Dunia diawali oleh orang Eropa pada akhir abad ke-15. 

Kemudian antara abad ke-16 dan ke-20, kekuatan Eropa mencoba untuk mengendalikan seluruh dunia dan seluruh kekayaannya. Mereka berhasil menguasai sebagian besar wilayah Amerika, Afrika, Australia, dan Asia. Walaupun demikian, ada juga beberapa negara yang tidak pernah dan menjadi makmur sampai saat ini. Nah, menyadur dari laman Indiatimes, berikut adalah ulasan mengenai negara yang tidak pernah dijajah. 

Lantas, Apa Saja Negara yang Tidak Pernah Dijajah?

1. Bhutan

Bhutan.

Photo :
  • Businessinsider.com

Bhutan adalah sebuah negara kecil yang berada di sebelah timur pegunungan Himalaya sehingga membuatnya sulit untuk dijangkau oleh para penjajah. Akan tetapi, Inggris menyerang Bhutan tahun 1772 sampai 1774 sampai mengalahkan mereka di Benggala Utara dan menguasai sejumlah wilayah di Kerajaan Bhutan. Tapi, walaupun dikalahkan oleh Inggris, Bhutan tetap berhasil menegosiasikan kekuasaan. 

Sebagai imbalan guna memindahkan pasukan Inggris, Kerajaan Bhutan menyetujui untuk membayar mereka dengan 5 kuda dan memberikan kendali atas penebangan pohon. Walaupun ada perjanjian tersebut, kedua negara ini berada dalam ketegangan di area perbatasan sampai tahun 1947. Saat India merdeka dari Inggris, tentara Inggris pun menarik pasukannya dari Bhutan. 

2. Thailand

source : www.bangkok.com / ilustrasi destinasi wisata

Photo :
  • vstory

Negara yang tidak pernah dijajah berikutnya adalah Thailand. Masyarakat Thailand memandang bahwa negaranya adalah tanah kebebasan yang sebelumnya dikenal dengan kerajaan Siam dan berada di antara Indochina (Vietnam, Laos, dan Kamboja) dan Burma (sekarang Myanmar). Raja Chulalongkorn dipandang sebagai raja terbesar di Thailand. 

Ia bekerja untuk mengadopsi berbagai kebiasaan Eropa dan menjadi tertarik dengan teknologi Eropa dalam usaha untuk mencegah penjajahan. Ia juga melakukan upaya diplomatik dengan Inggris guna meminimalkan kemungkinan penjajahan oleh Eropa dan Prancis. Walaupun negara ini lolos dari penjajahan, tapi tetap mengadopsi ide-ide barat. 

3. Jepang

The University of Tokyo

Photo :
  • www.u-tokyo.ac.jp

Jepang merupakan salah satu dari beberapa negara yang bisa melawan kolonialisasi Eropa. Sebaliknya, negara ini membangun kehadiran yang kuat di Taiwan, Korea, dan Sakhalin Selatan. Jepang menyadari tentang ancaman invasi Barat dan menjadi tanggapan untuk memprakarsasi revolusi politik yang dikatakan sebagai Restorasi Meiji tahun 1868 yang membawa kehancuran akhir dari pemerintahan militer Keshogunan Tokugawa. 

Reformasi sosial dan politik tersebut untuk mempersiapkan negara supaya berhasil dalam mengalahkan dinasti Tiongkok selama Perang Tiongkok-Jepang pertama yang menandai kekuatan besar Jepang dan kelemahan Tiongkok. Rusia kemudian menyerang, pasukan Jepang dengan sigan menentang perang tersebut. Selama perang dunia 2, negara ini berhasil menuai berbagai keuntungan. 

4. Arab Saudi

Riyadh, Arab Saudi.

Photo :
  • Dailymail

Arab Saudi sudah diperintahkan terutama oleh para pemimpin suku dari seluruh wilayah. Pada abad ke-16, Kekaisaran Ottoman yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara antara abad ke-14 dan awal abad ke-20 menguasai sebagian besar Arab Saudi dan tetap berkuasa sampai tahun 1918.

Selama masa pemerintahan ini, keluarga kerajaan Saudi mulai berjuang untuk menguasai negara. Gerakan politik ini bertepatan dengan Perang Dunia I ketika Inggris berperang melawan Kekaisaran Ottoman. Untuk melemahkan Kekaisaran, Inggris mendukung pemberontakan pan-Arab. Pada akhir perang, Kekaisaran kehilangan kendali atas Arab Saudi dan sejak itu telah menjadi salah satu wilayah yang kuat di dunia.

5. Iran

Teheran, Ibukota Iran.

Photo :
  • U-Report

Negara-negara paling kuat di dunia Inggris dan Rusia tertarik untuk menguasai Iran (saat itu Kekaisaran Persia) karena lokasinya yang strategis yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Rusia berhasil menangkapnya dari wilayah utara Kekaisaran (sekarang Turkmenistan, misalnya) pada abad ke-19. Demikian pula, pasukan Inggris memperoleh kekuasaan di wilayah timur Kekaisaran Persia, dekat Pakistan saat ini.

Sepanjang waktu tersebut, mayoritas Iran berada di bawah kekuasaan dinasti Qajar, yang sudah meminjam uang dari bank-bank Eropa. Lantaran tidak bisa membayar, pemerintah Inggris dan Rusia membuat kesepakatan bahwa mereka akan mengontrol dan membagi pendapatan Persia. Sementara Kekaisaran Persia enggan menyetujui kondisi ini, hal itu karena mencegah negara tersebut untuk dijajah secara resmi.

6. Tiongkok

Beijing Marathon 2019

Photo :
  • Twitter @CSV2050

Cina kadang-kadang dikatakan sebagai negara yang sebagian didominasi, terutama dalam kaitannya dengan wilayah Tiongkok tertentu di bawah kendali kekuatan asing. Namun, tidak ada negara yang pernah menguasai seluruh wilayah. Selama upaya kekuatan Eropa untuk menguasai dunia, Kekaisaran Tiongkok tidak mudah ditaklukkan karena memiliki tentara dan pemerintahan yang kuat seperti Kekaisaran Ottoman.

Ukurannya yang besar menjadi keuntungan, karena menjadi target yang sulit untuk dijajah. Inggris dan Prancis, alih-alih mendapatkan kekuasaan kolonial, mampu memperoleh kekuasaan atas Tiongkok melalui impor dan ekspor mereka.

Melihat keuntungan menjadi bangsa yang disukai, Amerika Serikat, Rusia, dan Italia menginginkan status yang sama. Alih-alih dijajah, wilayah pesisir Tiongkok dibagi antara kekuatan Barat, menyebabkan dinasti Qing kehilangan sebagian tetapi tidak semua kendalinya.

7. Ethiopia

Ethiopia.

Photo :
  • U-Report

Ethiopia merupakan salah satu negara tertua di dunia dan negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa antara tahun 1880 dan 1914 ketika kekuatan-kekuatan Eropa berlomba-lomba menginvasi dan menjajah benua Afrika. Pada akhir periode invasi, sekitar 90% dari Afrika dijajah oleh negara-negara Eropa. 

Pada tahun 1888, pasukan Italia menyerbu negara itu dan pasukan Ethiopia memenangkan kemenangan telak atas tentara Italia dalam Perang Italia-Ethiopia Pertama tahun 1896 tetapi mereka bernegosiasi dengan Ethiopia dan mengambil alih Eritrea. Pada tahun 1935, di bawah pengawasan Mussolini, pasukan Italia kembali menyerang dan  berhasil mencaplok Ethiopia. Tidak sampai 1941 ketika Kaisar Selassie dikembalikan ke tahta Ethiopia.

8. Tonga

Gambaran dampak tsunami usai letusan gunung berapi bawah laut di pulau di Tonga

Photo :
  • ANTARA FOTO/Mandatory credit Kyodo/via REUTERS/rwa/sad.

Pada tahun 1900 Tonga menjadi protektorat Inggris tetapi masih tetap berada di bawah kendali penuh keluarga kerajaan Tonga dan 33 keluarga bangsawan dan tidak pernah dijajah. Namun demikian, meskipun kehadiran konsul asing, monarki Tonga selalu ada. 

Pada tahun 1970, negara tersebut memperoleh kemerdekaannya dan menjadi bagian dari Persemakmuran, sebuah asosiasi politik dari 54 negara anggota, hampir semuanya merupakan bekas wilayah Kerajaan Inggris.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

9. Nepal

nepal

Photo :
  • U-Report
Ukraina Ancang-ancang Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia

Dari tahun 1814 hingga 1816, pasukan militer Nepal bertempur dalam Perang Anglo-Nepal yang juga dikenal sebagai Perang Gorkha antara tahun 1814 hingga 1816. Namun, British East India Co. memiliki pasukan yang lebih besar yang berhasil menguasai sekitar 30% wilayah Nepal. 

Dalam hal ini, fitur geografis negara itu menguntungkan mereka dan pegunungan menghambat perjalanan Inggris. Karena enggan menghadapi medan yang berat, pasukan Inggris meninggalkan Nepal sebagai negara merdeka, menciptakan daerah perbatasan untuk India Britania.

Senator AS Blak-blakan Sebut Pemerintahnya Langgar UU karena Jual Senjata kepada Israel
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy

Menlu Inggris Blak-blakan Sebut Israel sebagai Kekuatan Penjajah

Menteri Luar Negeri Inggris menyebutkan bahwa Israel memiliki kewajiban hukum sebagai kekuatan penjajah, dan Tel Aviv bertanggung jawab atas kewajiban tersebut.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024