Boris Johnson Didesak Mundur karena Hadiri Pesta Saat Lockdown
- dailymail.co.uk
VIVA – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menghadapi desakan untuk mundur dari posisinya setelah mengakui menghadiri pesta di saat negara itu memberlakukan lockdown COVID-19. Boris pun telah meminta maaf di hadapan parlemen pada Rabu 12 Januari 2022, karena menghadiri pesta yang diselenggarakan di taman Downing Street di 2020 lalu.
Dilansir BBC, desakan untuk Johnson mengundurkan diri tidak hanya datang dari partai oposisi, tetapi juga dari partai yang dipimpinnya sendiri, dari Tory Skotlandia, Douglas Ross. Pemimpin Partai Buruh, Sir Keir Starmer, mengatakan perdana menteri harus mundur dari apa yang disebutnya sebagai kebohongan dan alasan konyol.
Johnson di hadapan parlemen mengaku menyesal dan mengatakan tidak sadar bahwa pertemuan di taman belakang Downing Street 10 adalah sebuah pesta. Dia menyatakan mengerti "kemarahan" publik atas hal itu.
Anggota parlemen, William Wragg, Caroline Nokes, dan Roger Gale meminta Johnson untuk mundur dari jabatannya. William Wragg mengatakan posisi perdana menteri "tidak dapat dipertahankan" dan dia harus mengundurkan diri sebelum pegawai negeri senior Sue Gray melaporkan hasil penyelidikannya tentang pesta Downing Street.
Ross mengatakan, dia kesulitan berbicara dengan Johnson, setelah perdana menteri meminta maaf. Dia mengatakan dia akan menulis surat kepada Komite 1922 - yang menyelenggarakan kontes kepemimpinan Tory - untuk menyatakan ketidakpercayaannya pada sang perdana menteri.
"Dia adalah perdana menteri, pemerintahnya yang memberlakukan aturan ini, dan dia harus bertanggung jawab atas tindakannya," katanya.
Jika 54 anggota parlemen Konservatif backbench mengirim surat ke komite 1922 itu, maka akan memicu pergantian kepemimpinan. Para menteri telah mendesak anggota parlemen untuk menunggu hasil penyelidikan oleh pegawai negeri senior, Sue Gray, atas dugaan pelanggaran aturan COVID-19 di pesta-pesta Downing Street, yang mereka katakan akan segera dipublikasikan.