Afghanistan Krisis Ekonomi, Taliban Bayar Pegawai dengan Gandum

Tanaman gandum.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Taliban membayar gaji ribuan pegawai sektor publik Afghanistan dengan gandum hasil sumbangan dari negara lain, alih-alih dengan uang tunai, saat krisis keuangan meningkat.  Pembayaran dengan gandum itu merupakan program "makanan untuk pekerjaan", skema yang pada Selasa 11 Januari 2022, diumumkan pemerintahan Taliban sedang diperluas.  

Gandum hasil sumbangan itu digunakan oleh Taliban untuk membayar 40.000 pekerja dengan 10 kilogram gandum per hari atas pekerjaan lima jam sehari, kata para pejabat pertanian pada konferensi pers. Gandum itu sebagian besar disumbangkan oleh India kepada pemerintahan Afghanistan sebelumnya, yang didukung Amerika Serikat.

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

Anggota pasukan keamanan Taliban berjaga-jaga di pasar pertukaran uang di Kabul, Afghanistan, (4/9/2021).

Photo :
  • ANTARAREUTERS/Stringer/pri

Pakai Jubah Bebaskan Perempuan Afghanistan, Atlet Ini Didiskualifikasi dari Olimpiade 2024

Skema "makanan untuk pekerjaan" (
Kronologi WN Afghanistan Tewas Lompat ke Arah KRL di Stasiun Sudirman
food for work) itu, yang sebagian besar telah diberlakukan untuk membayar para pekerja pada program pekerjaan umum di Kabul, akan diperluas ke seluruh negeri, kata Taliban. "Kami siap membantu rakyat semampu kami," kata Fazel Bari Fazli, wakil menteri administrasi dan keuangan di kementerian pertanian.

Pemerintah Taliban telah menerima tambahan 18 ton gandum dari Pakistan dan dijanjikan tambahan 37 ton gandum. Selain itu, Taliban sedang menjalankan negosiasi dengan India untuk mendapatkan 55 ton gandum, menurut Fazli. "Kami punya banyak rencana untuk program 'food for work'," katanya.

Sejauh ini masih belum jelas berapa banyak dari gandum yang disumbangkan akan digunakan sebagai bantuan kemanusiaan langsung dan berapa banyak yang digunakan untuk membayar pekerja. Program "food for work" yang diperluas itu menyoroti kesulitan yang meningkat yang dihadapi oleh pemerintahan Taliban saat uang tunai di Afghanistan semakin langka. 

Prajurit Taliban berjaga di jalanan menyusul pembukaan kembali bank dan pasar

Photo :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/aww


Kondisi itu lebih lanjut dapat menimbulkan pertanyaan di antara para penyumbang mengenai penggunaan bantuan kemanusiaan untuk tujuan pemerintah sementara pembatasan ketat tetap berlangsung pada aliran keuangan ke Afghanistan. Sanksi internasional terhadap para anggota Taliban, pembekuan aset bank sentral, dan penurunan secara tiba-tiba bantuan internasional yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi Afghanistan telah membuat pemerintah Taliban kekurangan dana dan menghadapi dan krisis ekonomi yang memburuk. 

Bantuan kemanusiaan terus berlanjut saat pemerintah asing berusaha mencegah jutaan warga Afghanistan kelaparan. Namun, bantuan itu dirancang untuk melewati saluran-saluran pemerintah Afghanistan dan sebagian besar didistribusikan oleh lembaga multilateral internasional.

Badan-badan PBB pada Selasa (11/1) meminta para penyumbang memberi bantuan kemanusiaan senilai 4,4 miliar dolar AS (sekitar Rp62,9 triliun) bagi Afghanistan pada 2022, dengan menyebut dana tersebut sebagai "upaya penting penghentian kesenjangan" untuk memastikan masa depan Afghanistan. (Ant/Antara)
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Donald Parlaungan Simanjuntak

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Peredaran gelap narkoba jenis sabu jaringan internasional dari Afghanistan berhasil diungkap polisi.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024