Mengapa Orang yang Telah Divaksin Masih Bisa Tertular Virus Corona
- bbc
Dosis yang diberikan setiap tahun tidak serta merta mencegah infeksi virus influenza, tetapi menghindari komplikasi yang sering terjadi pada kelompok yang paling rentan, seperti anak-anak, perempuan hamil, dan lansia.
Melihat skenario yang lebih luas, perlindungan terhadap gejala yang paling parah ini memiliki dampak langsung pada seluruh sistem kesehatan: pengurangan keparahan infeksi pernapasan berjalan seiring dengan ruang gawat darurat yang tidak terlalu ramai, ketersediaan tempat tidur yang lebih besar di bangsal perawatan darurat dan lebih banyak waktu bagi tim kesehatan untuk merawat pasien dengan tepat.
Dan data menunjukkan bahwa vaksin memainkan peran itu dengan sangat baik: menurut Commonwealth Fund, vaksinasi virus corona telah mencegah, per data November 2021, total 1,1 juta kematian dan 10,3 juta rawat inap di AS saja.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kehidupan 470.000 orang di atas 60 tahun telah diselamatkan di 33 negara di seluruh Eropa sejak vaksinasi terhadap penyakit ini dimulai.
Lalu bagaimana penjelasan situasi saat ini?
Tidak dapat disangkal bahwa frekuensi infeksi ulang atau diagnosis positif di antara orang yang telah divaksinasi mengalami peningkatan belakangan ini, dan ini dapat dijelaskan oleh tiga faktor.
Yang pertama sederhana: orang-orang biasanya pada akhir tahun berkumpul dan merayakan Tahun Baru dan Natal. Ini, dengan sendirinya, meningkatkan risiko penularan virus corona.
Kedua, sudah hampir setahun sejak vaksinasi tersedia di beberapa bagian dunia, dan para ahli kini mengetahui bahwa kekebalan terhadap Covid setelah vaksinasi tidak bertahan selamanya.
"Seiring waktu, kami telah melihat bahwa tingkat perlindungan menurun. Penurunan ini akan lebih besar atau lebih kecil tergantung pada jenis vaksin dan usia masing-masing individu," jelas Kfouri.