Pasukan Rusia Bantu Tumpas Unjuk Rasa anti-Pemerintah di Kazakhstan
- bbc
Pasukan Rusia tiba di Kazakhstan atas permintaan presiden otoriter negara itu, di tengah upaya menumpas aksi protes anti-pemerintah.
Suara tembakan senapan mesin bergema di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, seiring korban jiwa terus bertambah.
Di alun-alun utama, gedung-gedung pemerintah terbakar dan pasukan keamanan menekan ratusan demonstran.
Presiden menyalahkan "teroris" yang dilatih oleh pihak asing, tanpa memberikan bukti.
Dalam sebuah pidato di saluran TV pemerintah pada hari Rabu (05/01), Presiden Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk memadamkan protes. Blok tersebut mencakup Rusia, Kazakhstan dan negara-negara bekas Soviet yaitu Belarus, Tajikistan dan Armenia.
Pasukan yang dikirim ke Kazakhstan dilaporkan berjumlah sekitar 2.500 tentara. CSTO mengatakan tentara-tentara itu adalah pasukan penjaga perdamaian dan akan melindungi instalasi negara dan militer. Mereka akan tinggal di negara itu selama beberapa hari atau minggu, lansir kantor berita Rusia RIA.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang memantau dengan cermat pengerahan pasukan Rusia. "Amerika Serikat dan, terus terang, dunia akan mengawasi setiap pelanggaran hak asasi manusia," kata seorang juru bicara.
"Kami juga akan mengawasi tindakan apa pun yang mungkin menjadi dasar untuk penyitaan institusi-institusi Kazakh."