Obituari: Desmond Tutu Pastor Humoris yang menginspirasi Dunia
- bbc
Sebagai kepala Gereja Anglikan di Afrika Selatan, da terus aktif berkampanye melawan apartheid. Pada Maret 1988, dia menyatakan: "Kami menolak diperlakukan sebagai keset bagi pemerintah untuk membersihkan sepatu botnya."
Enam bulan kemudian, dia mempertaruhkan kemungkinan dipenjara lantaran menyerukan boikot pemilihan tingkat kota.
Dia terjebak dalam tembakan gas air mata pada Agustus 1989, ketika polisi mengambil tindakan terhadap orang-orang yang meninggalkan gereja di sebuah kota kecil dekat Cape Town, dan bulan berikutnya, dia ditangkap setelah menolak untuk meninggalkan rapat umum yang dilarang.
Sebagai uskup agung, seruannya untuk sanksi hukuman terhadap Afrika Selatan menyentuh seluruh dunia, terutama karena dibarengi dengan kecaman total atas aksi-aksi kekerasan.
Pada 1985, Tutu dan uskup lainnya dengan berani dan dramatis menyelamatkan seorang tersangka informan polisi ketika dia diserang dan akan dibakar sampai mati oleh massa yang marah di sebuah kota kecil di sebelah timur kota utama Afrika Selatan, Johannesburg.
Para pendeta menghalau massa dan menolong sang pria yang setengah sadar dan berdarah-darah, sesaat sebelum ban yang disiram bensin di lehernya dibakar.
Tutu kemudian kembali menegur para penyerang pria itu, dan mengingatkan mereka tentang "perlunya menggunakan cara benar dan adil demi perjuangan yang benar dan adil".
Tutu menyambut hangat reformasi liberalisasi yang diumumkan oleh Presiden FW de Klerk tidak lama setelah ia menjabat.
Upaya itu termasuk pencabutan larangan Kongres Nasional Afrika (ANC) dan pembebasan Nelson Mandela pada Februari 1990.
Segera setelah itu, Tutu mengumumkan larangan pendeta bergabung dengan partai politik, yang dikutuk oleh gereja-gereja lain.