Pembunuhan Tuan Tanah Pakai Kuman di India Gegerkan Dunia
- bbc
Polisi meringkus Benoyendra dan Bhattacharya pada Februari 1934, sekitar tiga bulan setelah pembunuhan terjadi.
Para penyidik melacak surat-surat perjalanan Benoyendra, tagihan hotel di Mumbai, tulisan tangannya di buku tamu hotel, pesan-pesannya ke lab, dan kwitansi dari toko tempatnya membeli tikus.
Bagaimanapun, persidangan selama sembilan bulan itu mengungkap banyak hal menarik. Pengacara Benoyendra berpendapat bahwa Amarendra digigit kutu tikus.
Baca juga:
- Agen Kehancuran: Siapa saja yang menciptakan kekacauan di dunia dan mengapa?
- Virus Nipah dan ancaman pandemi berikutnya di Asia
Pengadilan memutuskan bahwa bukti-bukti menunjukkan dua pria yang dituduh membunuhnya telah "mencuri basil wabah" dari rumah sakit di Mumbai dan bahwa "mereka bisa dibawa ke Kolkata dan tetap hidup sampai 26 November 1933", hari pembunuhan Amarendra.
Persidangan juga mengatakan Benoyendra dan Bhattacharya telah berkonspirasi untuk membunuh Amarendra dengan "pembunuh bayaran", dan memvonis keduanya dengan hukuman seumur hidup.
Tiga orang dokter lain yang ditangkap terkait kasus pembunuhan ini dilepaskan karena kurangnya alat bukti.
"Kasus ini mungkin salah satu yang terunik di sejarah kriminal," kata seorang hakim mengomentari putusan tersebut.
Dan Morrison, seorang wartawan Amerika yang melakukan riset untuk buku soal pembunuhan tersebut yang berjudul The Prince and the Poisoner, berkata bahwa Benoyendra adalah "pria abad ke-20 yang merasa dia lebih pintar dari institusi era Victoria yang mendominasi India pada saat pembunuhan itu".