Dirawat di RS, Mahathir Mohamad Ingatkan soal Pemanasan Global

Mahathir Mohamad saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Fikri Yusuf

VIVA – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengingatkan soal pemanasan global pada saat dirinya menjalani perawatan di Institut Jantung Negara (IJN) pada hari ke enam melalui tulisan di blognya, Selasa.

Mayjen TNI Ariyo Windutomo Dilantik Sebagai Kasetpres Gantikan Heru Budi

"Dalam dekade terakhir umat manusia telah menjadi sadar dan prihatin atas pemanasan global. Kami percaya bahwa pemanasan disebabkan oleh pembangkitan panas dari semua jenis aktivitas manusia," katanya.

Menurut Mahathir populasi dunia telah meningkat pesat dan setiap dari kita mengeluarkan panas.

Selamat Tinggal Malaysia, Ini Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru

"Kita perlu memasak makanan dan menghangatkan diri di musim dingin. Kami membakar bahan bakar untuk mesin dan pembangkit listrik kami, menghasilkan panas," katanya.

Mahathir mengatakan manusia menebang hutan dan mereka mengalami kebakaran hutan yang sangat besar.

Jurus Brigjen Mukti Juharsa Buru Buronan Narkoba di Malaysia

"Semua proses pembakaran menghasilkan panas dan karbon dioksida. Permukiman kami yang berkembang melibatkan penebangan pohon yang mengurangi panas dan konversi CO2 menjadi oksigen," katanya.

Menurut Mahathir semua tersebut berkontribusi pada pemanasan global.

"Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa planet bumi telah mengalami banyak perubahan selama jutaan tahun keberadaannya," katanya.

Mahathir mengatakan manusia tahu bahwa bumi pernah dihuni oleh dinosaurus, hidup di hutan pepohonan.

"Kita tahu bahwa dinosaurus telah menghilang bersama dengan pepohonan. Kami percaya bahwa pohon telah mengalami beberapa jenis proses fisik dan kimia dan telah diubah menjadi hidrokarbon cair, padat dan gas. Sebagai minyak bumi, kami telah menambang dan membakar hidrokarbon untuk menghasilkan energi," katanya.

Lalu, ujar dia, ada zaman es ketika bumi tertutup es dan tidak ada yang bisa tumbuh.

"Tidak mungkin ada makhluk hidup, tidak ada manusia atau hewan atau pohon," katanya.

Kemudian, ujar dia, es mencair dan lautan besar menutupi planet ini dari dasar lautan, bumi muncul membentuk daratan yang sangat besar, perlahan-lahan membentuk benua yang kita kenal sekarang.

"Dahulu kala kehidupan mulai muncul di planet kita. Akhirnya, manusia primitif muncul. Mereka berevolusi sampai manusia modern menghuni bumi," katanya.

Melalui semua periode ini, ujar dia, dunia mengalami perubahan suhu yang besar.

"Untuk masa lalu mungkin 100.000 tahun suhu menjadi cocok untuk kehidupan. Tumbuhan, hewan, dan manusia tumbuh subur. Bumi bergerak, berputar setiap 24 jam, miring sehingga utara dan selatan menjadi silih berganti dingin atau hangat, sedangkan daerah khatulistiwa tetap hangat karena matahari bersinar di atas daerah tropis sepanjang tahun," katanya.

Kenaikan suhu yang dialami sekarang ini, ujar dia, adalah bagian dari perubahan yang dialami planet ini.

"Ini mungkin menjadi lebih buruk. Kita perlu bersiap untuk perubahan ini. Kita harus mengharapkan lebih banyak bencana alam," katanya. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya