Bertentangan dengan Islam, Erdogan Tolak Naikkan Suku Bunga
- bbc
Mata uang nasional Turki, lira, merosot lebih jauh dan menyentuh titik terendah baru, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga guna mengatasi lonjakan inflasi karena bertentangan dengan keyakinannya sebagai seorang Muslim.
Dalam perdagangan pada Senin (20/12), lira anjlok lagi 5% terhadap dolar Amerika Serikat. Dengan penurunan ini maka nilai lira sudah turun sekitar dua pertiga selama satu bulan terakhir saja.
Namun dalam pidato yang disiarkan pada Minggu malam waktu setempat (19/12), Presiden Erdogan menggarisbawahi bahwa sebagai seorang Muslim ia tidak mendukung kenaikan suku bunga.
"Mereka mengeluh kami terus memangkas suku bunga. Jangan harap yang lain dari saya," tegasnya.
"Sebagai seorang Muslim, saya akan tetap menjalanan ajaran agama kami. Ini adalah perintah."
Berdasarkan syariah Islam, Muslim dilarang menerima atau memetik bunga pinjaman.
Meskipun penurunan lira terus mencapai titik terendah pekan ini, pemimpin Turki yang telah lama berkuasa itu tetap mempertahankan pendekatannya berupa "perang ekonomi yang mandiri" dengan ditopang suku bunga rendah.
Lalu mengapa Presiden Erdogan mempertahankan model, yang menurut para kritikus, berisiko mengerek inflasi, pengangguran dan tingkat kemiskinan, dan apa artinya bagi warga Turki?
Berikut laporan yang disusun wartawan BBC Turki, Ozge Ozdemir.