Ilmuwan perempuan Indonesia Memburu Penawar Kanker ke Dalam Laut
- bbc
"Nah strategi kita - ibarat perang - adalah menutup sumber makanan itu, ya enggak usah ditembakin mati sendiri nanti. Senyawa ini memutus proses itu," Andi menjelaskan.
Senyawa lainnya, Agosterol A dari Spongia sp. (kemungkinan besar nama spesies Spongebob), disebut sebagai reversal agent. Senyawa ini digunakan untuk menyasar sel kanker yang resisten obat, bukan untuk membunuhnya secara langsung, namun membuatnya berhenti memompa keluar obat dari dalam sel.
Namun Andi mengatakan sekarang ia telah mengalihkan fokusnya dari spons laut ke bakteri yang hidup pada tubuh hewan tersebut. Bakteri itu dikultur di laboratorium dan kemudian digunakan untuk menghasilkan senyawa bioaktif melalui proses fermentasi.
"Microfactory, istilahnya. Jadi biar mikroorganisme yang menjadi pabrik farmasinya, setelah banyak baru kita panen," kata Andi.
Dalam makalah yang diterbitkan Oktober lalu, Andi dan rekan melaporkan bahwa bakteri Aktinomiset yang diisolasi dari enam spons dan satu invertebrata laut yang disebut tunicate, diambil dari Bali, menghasilkan senyawa anti-kanker melalui fermentasi di substrat kulit udang.
Awal tahun lalu, sekelompok peneliti dari Amerika Serikat dan Malaysia mengonfirmasi bahwa senyawa bernama manzamine A, yang diekstrak dari spons Acanthostrongylophora di Teluk Manado, Sulawesi Utara mampu menghentikan pertumbuhan kanker serviks.
Berhenti di laboratorium
Eksplorasi sumber obat baru sangatlah penting, karena para ilmuwan terus mencari zat kimia yang dapat menyasar mutasi-mutasi gen pada sel kanker secara spesifik.
Banyak obat kanker menyasar protein yang terlibat dalam pembelahan sel, disebut tubulin, sehingga turut memengaruhi sel yang sehat. Selain itu, beberapa sel kanker yang resisten (karena sudah bermutasi) dapat lolos dari obat. Karena itulah kita membutuhkan obat-obatan yang beragam.