Ilmuwan perempuan Indonesia Memburu Penawar Kanker ke Dalam Laut
- bbc
Sedangkan terapi target dapat menyasar sel-sel kanker saja. Jenis terapi ini sudah tersedia saat ini, namun biayanya sangat mahal.
"Kenapa kita memanfaatkan yang alam, pertama kita ingin mencari alternatif baru obat baru yang memang aktif tapi tidak berbahaya, kita akan mendesain itu. Dan yang kedua, kita kombinasikan dengan (sistem) kita karena kita ingin mengurangi efek samping yang berbahaya," Peni menjelaskan.
Potensi sumber daya laut
Dengan penelitian ini, Peni juga ingin menggali potensi sumber daya alam laut Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan perairan terluas dan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, Indonesia adalah lahan `basah` (secara literal maupun figuratif) untuk penemuan senyawa baru.
Sejauh ini ada sekitar 850 spesies spons laut yang sudah diidentifikasi dari Indonesia. Sebuah studi telaah yang diterbitkan baru-baru ini menemukan, berdasarkan publikasi ilmiah antara tahun 1995-2016, ada 430 senyawa dengan potensi aktivitas farmakologis - seperti antimikroba, antikanker, antivirus, dsb. - berasal dari spons laut. Lebih dari setengahnya merupakan senyawa baru.
Menurut studi tersebut, sebagian besar senyawa dari spons laut yang memiliki potensi antikanker berasal dari golongan alkaloid (23 senyawa), steroid dan terpenoid (16 senyawa), dan peptida (8 senyawa).
Dr. Andi Kurniawan, dosen program studi kimia di Universitas Lampung serta mantan dosen pembimbing Peni Ahmadi, telah meneliti senyawa bioaktif dari spons laut sejak tahun 1997 bersama kelompok penelitiannya. Ia mengatakan telah menemukan banyak senyawa dengan potensi anti kanker.
Salah satunya yang paling efektif adalah Cortistatin, senyawa steroid alkaloid dari spesies spons Cortisium simplex. Senyawa ini punya "struktur yang unik" dan berkhasiat sebagai anti-angiogenesis, yaitu menghentikan sel tumor membuat pembuluh darah kapiler baru untuk mendapatkan nutrisi.