Topan Rai Terjang Filipina, 33 Orang Dilaporkan Tewas
- Facebook Dinagat Island Gov Kaka Bag-ao
VIVA – Sedikitnya 33 orang dilaporkan tewas akibat Topan terkuat yang melanda Filipina tahun ini, berdasarkan penghitungan resmi pada Sabtu, 18 Desember 2021. Laporan tersebut juga mengungkap badai tersebut menghancurkan bangunan-bangunan di pulau-pulau yang terlintasi badai.
Lebih dari 300.000 orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai melanda wilayah selatan dan tengah pada Kamis, memutus komunikasi dan listrik di banyak daerah, menghancurkan atap dan menjatuhkan tiang listrik beton.
Rai adalah topan super ketika menerjang pulau wisata populer Siargao dengan kecepatan angin maksimum 195km/jam.
Foto udara yang dibagikan oleh militer menunjukkan kerusakan yang meluas di kota Jenderal Luna di mana banyak peselancar dan turis berkumpul menjelang Natal, dengan bangunan-bangunan yang atapnya beterbangan dan puing-puing berserakan di tanah.
"Semuanya terbang, seolah-olah itu adalah akhir dunia," kata Raphy Repdos, seorang operator tur yang mengunjungi pulau itu ketika badai menerjang, kepada AFP dilansir CNA.
Sementara itu, Gubernur Arlene Bag-ao mengatakan Pulau Dinagat telah rata dengan tanah. Rumah, perahu, dan ladang hancur.
"Dinding dan atap dirobek dan diterbangkan oleh Odette seperti kertas," kata Bag-ao, menggunakan nama lokal untuk topan tersebut.
"Kami memiliki persediaan makanan dan air yang berkurang. Listrik dan telekomunikasi mati,"
Kecepatan angin Rai mereda hingga 150 km/jam saat meluncur melintasi negeri itu, membuang hujan deras yang membanjiri desa-desa, menumbangkan pohon dan menghancurkan struktur kayu.
Topan Rai muncul di atas Laut China Selatan pada hari Sabtu dan menuju ke Vietnam, kata peramal cuaca negara.
"Ini memang salah satu badai paling kuat yang melanda Filipina pada bulan Desember dalam dekade terakhir," Alberto Bocanegra, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Filipina, mengatakan kepada AFP.
"Informasi yang kami terima dan gambar yang kami terima sangat mengkhawatirkan," imbuhnya
Jumlah korban tewas secara keseluruhan setidaknya 33, menurut penghitungan resmi.
Angka terbaru ini berdasarkan laporan seorang pejabat bencana di provinsi tengah Negros Occidental mengkonfirmasi 13 orang tewas, sebagian besar karena tenggelam, dan 50 lainnya hilang di daerah yang dilanda banjir.
"Kami mulai mendesak orang-orang untuk mengungsi sejak Rabu, tetapi banyak yang enggan pergi," kata Salvador Mesa.
Lebih dari 18.000 personel militer, polisi, penjaga pantai dan pemadam kebakaran akan bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak paling parah, kata Mark Timbal, juru bicara badan bencana nasional.
"Telah terjadi kerusakan parah" di pulau Siargao dan ujung utara pulau selatan Mindanao, kata Timbal, mengacu pada daerah yang menerima kekuatan penuh topan saat menghantam negara itu.