Misionaris Berkeliling Dunia Sebarkan Ajaran Agama, Risiko Bisa Mati
- abc
Dia mengatakan faktor keselamatan sangat diutamakan oleh sebagian besar organisasi misionaris. Tapi ada juga yang tidak.
"Ada perasaan apa yang mereka lakukan memiliki makna yang abadi. Jadi risiko itu dianggap wajar saja dalam melayani Tuhan dan orang lain," ujar Simon.
Mantan misionaris muda Australia lainnya yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan konsep ini mungkin yang paling sulit dipahami oleh dunia sekuler.
"Jika tidak begitu percaya pada visi itu, maka mungkin terlihat seperti hal yang sangat aneh," katanya.
Sementara Crissy, menyebut dari pengalamannya, mengatakan banyak generasi muda Kristen evangelis tertarik pada pekerjaan misionaris karena cara keyakinan mereka memandang pengorbanan.
"Bagi mereka yang tumbuh dalam subkultur evangelis, saya kira ada romantisisasi dari kegiatan misionaris sampai-sampai mereka bersedia menjadi martir," katanya.
Dikatakannya, mereka diajari tentang misionaris tertentu yang menyebarkan firman Tuhan ke balik negara Tirai Besi atau terbunuh dalam misinya.
"Berusaha membuat mereka bertobat itu dipandang sebagai puncak kekristenan," ujarnya.
"Saya percaya hal itu akan bermuara pada rasa pencapaian dan superioritas moral," tambahnya.
Bagi Brotherson, superioritas tidak memiliki tempat dalam misinya.
"Jika kita merasa telah menemukan sesuatu yang hebat, yang menyingkap makna hidup dan jalan ke kehidupan kekal, risikonya pantas ditempuh untuk disebarkan," katanya.
"Saya senang karena orang menempuh risiko untuk berbagi dengan saya, baik orang yang langsung berbagi dengan saya, tapi juga orang-orang yang selama berabad-abad telah melakukan pengorbanan, sehingga dapat diteruskan untuk selanjutnya," tambahnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya bisa dibaca di sini