Misionaris Berkeliling Dunia Sebarkan Ajaran Agama, Risiko Bisa Mati
- abc
Menyusul pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada bulan Juli, terjadi kekacauan dengan lemahnya penegakan hukum.
Kekurangan makanan dan bahan bakar makin memperparah krisis di negara yang belum pulih akibat gempa bumi pada 14 Agustus.
Pemerintah Amerika Serikat telah melarang warganya ke Haiti, tapi misionaris CAM berpendapat kebutuhan untuk membantu kemanusiaan terlalu besar untuk diabaikan.
Pada 26 Oktober, CAM menyatakan:
“Terkadang kami ditanya mengapa orang kami berada di Haiti. Mengapa bepergian ke tempat berbahaya? Mengapa tidak membiarkan mereka mengurus masalahnya sendiri?"
"Kita hidup di dunia yang begitu rusak. Tuhan menghendaki sebuah dunia, di mana orang lapar diberi makan, anak yatim terlantar dirawat, dan para pengungsi yang kesepian dilayani."
"Kami pergi ke tempat seperti Haiti karena kami menemukan Yesus dan ajaran-Nya sebagai jawaban dan kami ingin orang lain menikmati sukacita, kedamaian, dan penebusan yang telah kami alami di kerajaan Tuhan."
CAM tidak sepenuhnya mengungkapkan informasi tentang misionaris mereka yang masih diculik, juga tentang apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mereka bisa berada di negara itu.
Namun, dari pengalaman misionaris lainnya, ada beberapa persiapan sebelum memulai perjalanan ke luar negeri, dan risiko yang mereka hadapi.
Apa itu misionaris Kristiani?
Dunia misionaris Kristiani meliputi Gereja yang luas dan beragam, mulai dari Gereja Katolik, Protestan, Ortodoks, Saksi Yehova, dan Mormon.
Kebanyakan misionaris ini berkeliling ke berbagai negara untuk menyebarkan ajaran agama mereka, termasuk negara yang membutuhkan bantuan akibat bencana.
Banyak organisasi bantuan itu didasarkan atas Amanat Agung yang diuraikan dalam Injil sebagai pesan dari Yesus Kristus untuk "pergi dan jadikanlah semua bangsa-bangsa sebagai murid-Ku".
Menurut International Bulletin of Mission Research, ada 430.000 misionaris yang ditugaskan dalam jangka panjang di berbagai negara pada tahun 2021.