Logo BBC

Omicron: Asal-Muasal COVID yang Menyebar dengan Kecepatan Tergesit

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Menurut Gupta, infeksi kronis akibat sistem kekebalan tubuh yang lemah memberi lebih banyak ruang kepada virus untuk bermutasi.

"Perlu sistem kekebalan yang tidak berfungsi atau nonaktif sebagian agar virus ini dapat berkembang," ujarnya.

covid-19, omicron, HIV
Getty Images
Sekitar delapan juta orang dengan HIV di sub-Sahara Afrika saat ini tidak menerima terapi antiretroviral.

Juni lalu, Lessells dan tim penelitinya mengumumkan hasil penelitian sampel virus corona dari seorang perempuan di Afrika Selatan, yang menderita HIV tanpa menjalani pengobatan.

Dalam analisis genetik berulang dari sampel itu, mereka menemukan "perubahan langkah signifikan" dalam evolusi virus. Para peneliti itu kemudian memperingatkan bahwa ini mungkin merupakan awal dari krisis kesehatan masyarakat.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 1 Desember lalu di jurnal ilmiah Nature, Lessells dan timnya memperkirakan delapan juta orang dengan HIV di sub-Sahara Afrika saat ini tidak menerima terapi antiretroviral yang layak.

Angka yang mereka sebutkan itu mencakup orang-orang yang belum pernah diuji apakah benar mengidap HIV.

Jika Lessells dan Profesor Gupta benar, maka orang-orang dengan kekebalan tubuh buruk tadi merupakan tempat berkembang biak yang ideal untuk varian baru virus corona.

Teori lain

covid-19, omicron
Getty Images
Sebuah hipotesis menyebut Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, menyebar dari hewan ke manusia.

Bagaimanapun, kelompok ilmuwan juga menyebut dua hipotesis masuk akal lain yang terkait asal usul Omicron.

Salah satu hipotesis itu menyebut Omicron bersumber dari hewan. Artinya virus corona menginfeksi populasi hewan yang tidak diketahui dan bermutasi di dalamnya.

Dari situ, virus menyebar ke manusia, seperti yang dilakukan virus Sars-CoV-2 asli, menurut laporan WHO yang dirilis pada bulan Maret silam.

Namun Larry Corey menjelaskan, analisis genetik Omicron sejauh ini menunjukkan bahwa varian tersebut berevolusi pada tubuh manusia.

"Data menunjukkan bahwa hipotesis penularan di hewan hampir tidak mungkin," kata Corey.

Menurut Profesor Balloux, timnya tidak menemukan cukup bukti yang terkait dengan penularan dari hewan.