Khawatir Masalah Lingkungan, Pria Muda Ini Lakukan Vasektomi
- abc
Tapi menurut Matthew Schneider Mayerson, profesor Studi Lingkungan di Yale NUS College di Singapura, banyak orang yang berpikir untuk melakukan hal yang sama.
Profesor Matthew pernah meneliti masalah iklim reproduksi, sebuah studi akademis pertama tentang masalah ini.
Studi tersebut menemukan ada dua alasan utama mengapa perubahan iklim memengaruhi keputusan mereka soal memiliki anak.
Alasan utamanya adalah ketakutan akan masa depan dunia yang akan dihadapi generasi berikutnya dengan iklim yang berubah.
"Mereka berpikir perubahan iklim yang cepat, kemungkinan adanya hal-hal yang lebih buruk dalam beberapa dekade mendatang terlepas dari upaya yang sedang kita lakukan, hingga rasa pesimis tentang kemampuan kita untuk menanggapi perubahan iklim, akan tetap membuat anak-anak menderita," jelasnya.
Alasan kedua, orang berpikir dengan memiliki anak akan menambah 'carbon footprint', atau jejak karbon, yang akan berdampak lebih banyak pada perubahan iklim.
Profesor Matthew juga mengatakan tidak mengherankan jika banyak orang memasukkan masalah perubahan iklim dalam rencana jangka panjang hidup mereka.