Apakah Hidrogen Biru bisa Membuat Jepang Tinggalkan Batu Bara
- bbc
Pada awal tahun ini, Jepang dan Australia meresmikan proyek bersama di negara bagian Victoria untuk mengubah jenis batu bara yang disebut lignit, atau batu bara coklat, menjadi hidrogen. Hidrogen tersebut kemudian dicairkan hingga suhu minus 253 derajat Celcius, kemudian disalurkan ke kapal khusus yang akan membawanya ke Jepang.
Lalu, bagaimana dengan gas rumah kaca yang dihasilkan di lokasi?
Untuk saat ini, gas rumah kaca tersebut akan langsung terbuang ke atmosfer. Tetapi, Jepang dan Australia berjanji akan menangkap gas rumah kaca yang dihasilkan di Lembah Latrobe itu dan menyuntikkannya ke dasar laut di lepas pantai.
Para aktivis perubahan iklim mengkhawatirkan rencana ini. Menurut mereka, teknologi untuk menangkap dan menyimpan gas rumah kaca belum teruji dan akan membuat Jepang menggali batu bara coklat dalam jumlah besar selama beberapa dekade ke depan.
Sedangkan menurut Prof Kaberger, kendala terbesar dari rencana tersebut justru ada pada sisi ekonomi.
"Secara teknis hal itu memungkinkan untuk dilakukan, tetapi biayanya mahal," kata dia.
"Menggunakan bahan bakar fosil dengan menangkap dan menyimpan karbon akan selalu lebih mahal dibanding memanfaatkan bahan bakar fosilnya saja. Sementara di berbagai tempat di dunia, energi terbarukan sudah lebih murah dibanding bahan bakar fosil tanpa penangkapan karbon sekali pun."
Prof Kaberger menduga keputusan pemerintah Jepang memilih hidrogen biru dibuat satu dekade lalu, ketika energi terbarukan masih mahal. Saat ini, mereka terjebak dalam rencana yang tidak lagi masuk akal.