3 Gadis Muda Berhijab Asal Garut Manggung di Belanda Kala Pembatasan
- bbc
Salah satu penonton, Francis, yang berasal dari Leiden di Belanda, memuji penampilan dan interaksi mereka dengan penonton.
"Mereka dapat berinteraksi dengan semua orang. Mereka memiliki penampilan panggung yang sangat bagus dan mereka lucu, dan musik mereka sangat kencang. Sangat, sangat bagus," puji Francis usai menonton penampilan mereka.
Baca juga:
- Tragedi 65 dalam lagu, film dan `berbagi ingatan` lewat media sosial - `Kita semua korban propaganda Orde Baru`
- Band metal Solo: Akrobat gamelan dan musik metal Indonesia di ajang internasional
- Kelompok musik punk Marjinal yang menyuarakan hak warga yang terpinggirkan
Single terbaru mereka," God, Allow Me (Please) to Play Music" semestinya menjadi lagu terakhir aksi mereka sore itu.
Namun, mereka menghadiahi para penonton dengan single yang belum dirilis sebagai lagu encore dalam aksi panggung mereka - setelah mereka meneriaki VoB untuk menyanyikan lagu lagi.
"We want more! We want more!," sorak para penonton.
Akhirnya, penonton sore itu menjadi orang-orang pertama yang mendengar lagu terbaru mereka, "(not) Public Property".
Siti mengaku tak menyangka para penonton akan meminta mereka membawakan lagu lagi. Kepada BBC News Indonesia, ia mengaku "ketar-ketir" ketika mendengar mereka menyerukan bandnya untuk membawakan lagu kembali.
"Aduh-aduh, kumaha ieu (bagaimana ini), lagu apa [yang akan dibawakan]. Makanya aku bilang kalau mau [kami] main lain, kalian harus bayar lagi," canda Siti.
"Dengan orang-orang minta `we want more` kita ngerasa bahwa mereka suka, mereka menikmati, makanya kita merasa prestasi tertinggi sebagai musisi itu, ketika orang minta lagu lagi," tambah Marsya.
Adi, warga Indonesia yang tinggal di Belanda mengaku bangga dengan VoB yang menurutnya "bisa mewakili perempuan Indonesia di dunia metal".