Logo ABC

Migran di Australia Merasa Diperlakukan seperti Budak Terampil

Industri pertanian dan sektor usaha lainnya di Australia sangat mengharapkan kedatangan kembali para pekerja asing yang terhenti selama pandemi. (Supplied: Migrant Workers Centre)
Industri pertanian dan sektor usaha lainnya di Australia sangat mengharapkan kedatangan kembali para pekerja asing yang terhenti selama pandemi. (Supplied: Migrant Workers Centre)
Sumber :
  • abc

Menghadapi ketidakpastian visa

Seorang pekerja asal India, Paramjit (bukan nama sebenarnya), telah berada di Australia selama 13 tahun, dan bekerja sebagai penata rambut.

Sekarang dia menjadi perawat orang lanjut usia di wilayah New South Wales.

Paramjit mengaku telah mengeluarkan uang antara A$50.000 hingga A$60.000, atau lebih dari Rp500 juta untuk urusan imigrasi, namun sampai sekarang belum mendapatkan status penduduk tetap.

Dia juga mengaku telah dipaksa pindah antar negara bagian untuk memenuhi persyaratan visa, yang sering berubah.

"Saya mengalami banyak pengalaman buruk dengan majikan dan agen imigrasi saat mengajukan tiga kali visa pelajar, dua kali visa sponsor perusahaan, dan tiga kali visa sponsor negara bagian," jelasnya.

Paramjit masih menunggu hasil dari permohonan untuk visa 887, yakni visa pekerja terampil bagi mereka yang telah bekerja di daerah yang kesulitan tenaga kerja sebagai salah satu syarat mendapatkan status penduduk tetap.

Bersama suaminya, dia mengatakan akan terus mencoba mendapatkan status penduduk permanen di Australia karena putranya, yang lahir pada tahun 2012, akan memenuhi syarat untuk menjadi warga negara tahun depan.