Menlu Retno Buka Kongres Indonesianis, Pesannya Visi Indonesia 2045

Pidato Menlu Retno Marsudi soal polugri
Sumber :
  • VIVAnews/Dinia Adrianjara

VIVA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak para Indonesianis --warga negara asing yang memiliki ketertarikan atau mempelajari tentang Indonesia untuk membantu mewujudkan Visi Indonesia 2045.

Sudah Mau Berangkat, 4 Pekerja Migran Ilegal Diselamatkan

Hal itu disampaikan Retno saat membuka Kongres Indonesianis Sedunia bertema “Indonesia's Post COVID Recovery: Grow Stronger and More Resilient” yang berlangsung secara hybrid pada Rabu.

Menurut Menlu, ada empat agenda yang harus dijalankan untuk mencapai visi tersebut.

Mahasiswi UPI Ditemukan Tewas di Gedung Gymnasium, Diduga Jatuh dari Lantai 2

“Pertama, meningkatkan keamanan dan ketahanan kesehatan. Pandemi telah memberikan pelajaran berharga bagi kita bahwa jaminan kesehatan sangat penting,” kata Retno yang menyampaikan sambutannya secara virtual.

Ketahanan kesehatan yang kuat disebutnya akan menjadi dasar bagi pemulihan ekonomi dan memelihara kemakmuran.

Tinggi Gelombang Laut Banten Diprakirakan Capai 2,5 Meter, Nelayan Diminta Waspada

Karena itu arsitektur kesehatan global dalam jangka panjang perlu diperkuat, tidak hanya dengan memastikan pasokan medis, obat-obatan, dan vaksin yang cukup untuk semua negara, tapi juga dengan memastikan pembiayaan dan kapasitas untuk menyediakan layanan kesehatan.

Agenda kedua yang disoroti Menlu adalah ekonomi hijau dan berkelanjutan, yang harus dilakukan secara seimbang dengan pembangunan sosial dan ekonomi yang diperlukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Ini harus inklusif dan berpusat pada masyarakat dengan mempromosikan kesejahteraan komunitas akar rumput. Upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta pelestarian sumber daya hutan dan laut juga harus terus memberikan ruang bagi negara berkembang untuk membangun ekonominya,” tutur dia.

Ekonomi hijau juga berkaitan dengan agenda selanjutnya yang perlu dimajukan untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045, yaitu transisi energi.

Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan sejumlah proyek prioritas, mulai dari pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, pasar karbon, pengembangan kawasan industri hijau, hingga pembangunan rantai pasok industri baterai dan kendaraan listrik.

Namun, Retno menggarisbawahi bahwa transisi ke energi baru dan terbarukan cukup mahal dan membutuhkan keahlian, sehingga investasi dan alih teknologi yang ramah lingkungan dan terjangkau menjadi penting.

“Dalam COP26 bulan lalu, Presiden Joko Widodo telah menekankan bahwa Indonesia bersama dengan negara-negara berkembang lainnya siap untuk mencapai tujuan emisi nol bersih. Tetapi dengan dukungan internasional kita bisa mencapai target itu lebih cepat. Dalam hal ini, negara-negara maju perlu menjalankan komitmen dan meningkatkan kontribusi mereka,” kata dia.

Agenda keempat membutuhkan kontribusi aktif dari para Indonesianis, yakni transisi digital, yang dinilai akan menjadi penggerak untuk mencapai Visi 2045.

“Menjadi salah satu yang paling cepat berkembang di Asia Tenggara, ekonomi digital kita menggabungkan lebih dari 2.300 startup dan menjadi kelima terbesar di dunia dengan 10 unicorn dan satu decacorn. Dalam hal ini, McKinsey memperkirakan bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul di Indonesia dalam dekade berikutnya,” ujar Retno.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa akses digital akan mendorong inklusivitas ekonomi dan membantu mengurangi kesenjangan kesejahteraan.

Hingga saat ini, lebih dari delapan juta UMKM di Indonesia telah memasuki ekosistem digital, termasuk 54 persen dari UMKM yang dimiliki dan dijalankan oleh perempuan.

“Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur digital, perluasan konektivitas digital, serta peningkatan literasi digital akan menjadi prioritas utama kami,” kata Retno.

Berkaitan dengan agenda-agenda untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045, Menlu mengharapkan sumbangan pandangan, pemikiran, dan perspektif dari para Indonesianis guna membantu Indonesia menjawab tantangan global dan mencapai tujuan pembangunannya.

Karena itu, Kongres Indonesianis Sedunia ditujukan sebagai titik temu bagi para Indonesianis yang datang dari berbagai latar belakang dengan minat dan kecintaan khusus mereka kepada Indonesia.

“Saya yakin kongres akan terus mempererat hubungan dan kerja sama kita. Saya berharap Anda semua, Indonesianis, menjadi bagian dari perjalanan kita untuk 'Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat',” tutur Retno. (Ant/Antara)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya