Omicron Bikin Pembatasan Perjalanan 'Hidup' Lagi

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA – Ketika banyak negara di dunia mulai melonggarkan pembatasan aktivitas warga negara mereka, muncul laporan varian virus corona baru yang terdeteksi di Afrika Selatan dan membuat panik sejumlah negara.  Perkembangan varian baru ini direspon sejumlah negara dengan menutup lagi pintu masuk negara mereka, khususnya bagi turis asing dari Afrika.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Varian B.1.1.529 baru itu diberi nama Omicron oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 26 November, atas saran para ilmuwan yang merupakan bagian dari Kelompok Penasihat Teknis WHO untuk SARS-Evolusi Virus CoV-2. Omicron bergabung dengan Delta, Alpha, Beta, dan Gamma dalam daftar varian yang menjadi perhatian WHO saat ini.

Setidaknya ada 36 negara yang mengumumkan penutupan sementara penerbangan dari dan ke sejumlah negara di Afrika, seperti Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Seychelles, Afrika Selatan, dan Zimbabwe. 

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Dilansir CNN, ke-36 negara yang menerapkan pembatasan ketat hingga menutup sementara pintu masuk negaranya bagi sejumlah turis dari negara-negara di Afrika (maupun transit di negara-negara tersebut), adalah Angola, Australia, Brazil, Kanada, China, Denmark, Mesir, Prancis, Jerman, Yunani, India, Indonesia, Irlandia, Israel, Italia, Jepang.

Selanjutnya, Kuwait, Maldives, Malta, Maroko, Belanda, Selandia Baru, Oman, Pakistan, Filipina, Rusia, Rwanda, Arab Saudi, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Thailand, Turki, UAE, Inggris dan Amerika Serikat.  

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Australia menerapkan penangguhan sementara semua penerbangan masuk dan keluar ke Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Seychelles, Afrika Selatan dan Zimbabwe setidaknya selama 14 hari dan melarang orang asing dengan riwayat perjalanan ke negara-negara tersebut dalam dua minggu terakhir.

Mulai 28 November 2021, Rusia melarang warga asing yang telah melakukan perjalanan di Botswana, Eswatini, Lesotho, Madagaskar, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Tanzania, dan Zimbabwe memasuki negara tersebut. 

Warga negara Rusia yang pernah ke salah satu negara tersebut -- atau di Hong Kong, China daratan, Israel atau Inggris Raya -- diizinkan masuk tetapi diharuskan mengikuti tes PCR pada saat kedatangan dan menjalani karantina sampai mereka mendapat konfirmasi hasil negatif.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan mulai Jumat 6 negara akan ditambahkan ke daftar merah larangan masuk Inggris, yakni Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Zimbabwe dan Namibia. 

Warga asing atau Irlandia atau penduduk tetap yang kembali dari negara yang terdaftar dalam daftar merah harus dikarantina di hotel selama 10 hari, terlepas dari jenis vaksin yang digunakan. Warga asing yang telah mengunjungi negara daftar merah tidak akan bisa masuk sama sekali ke Inggris.

Pembatasan lebih lanjut pada semua kedatangan diumumkan selama akhir pekan. Siapa pun yang memasuki Inggris harus dikarantina sampai mereka menerima hasil tes PCR Covid-19 yang diambil pada hari kedua mereka di negara itu. Siapa pun yang dites positif wajib karantina 10 hari.

Sementara Presiden AS Joe Biden masih melihat perkembangan terbaru terkait varian Omicron. Biden mengatakan "Saya telah memutuskan kita akan berhati-hati," sebelum mengumumkan pembatasan terhadap non-warga negara yang memasuki Amerika Serikat dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik dan Malawi.

Menular Cepat di Afrika Selatan

Para peneliti di Afrika Selatan tengah berlomba melacak munculnya varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang bernama Omicron. Varian ini menyimpan sejumlah besar mutasi yang ditemukan pada varian lain, termasuk Delta, dan tampaknya menyebar dengan cepat ke seluruh Afrika Selatan.

Varian Omicron menyebar lebih cepat di Afrika Selatan dibanding Delta

Photo :
  • Epidemiologist & health economist Eric Feigl-Ding @DrEricDing

Varian ini pertama kali diidentifikasi di Botswana awal bulan ini dan sejak itu muncul pada pelancong yang tiba di Hong Kong dari Afrika Selatan. Para ilmuwan juga mencoba memahami sifat-sifat varian ini, seperti apakah ia dapat menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin dan apakah infeksinya menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tidak dibanding varian lainnya.

"Ada banyak hal yang tidak kami pahami tentang varian ini," kata Richard Lessells, seorang dokter penyakit menular di Universitas KwaZulu-Natal di Durban, Afrika Selatan, mengatakan pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh departemen kesehatan Afrika Selatan pada 25 November. "Profil mutasi membuat kami khawatir, tetapi sekarang kami perlu melakukan pekerjaan untuk memahami pentingnya varian ini dan apa responnya terhadap pandemi,"

Para peneliti melihat B.1.1.529 dalam data sekuensing genom dari Botswana. Varian ini menonjol karena mengandung lebih dari 30 perubahan pada protein lonjakan – protein SARS-CoV-2 yang mengenali sel inang dan merupakan target utama respons imun tubuh. 

Banyak perubahan telah ditemukan dalam varian seperti Delta dan Alpha, dan terkait dengan peningkatan infektivitas dan kemampuan untuk menghindari antibodi penghambat infeksi.

Peningkatan tajam yang nyata dalam kasus varian di provinsi Gauteng Afrika Selatan, juga di Johannesburg. Kasus meningkat pesat di provinsi tersebut pada bulan November, terutama di sekolah dan di kalangan anak muda, menurut Lessells. 

Pengurutan genom dan analisis genetik lainnya dari tim yang dipimpin oleh Tulio de Oliveira, seorang ahli bioinformatika di Universitas KwaZulu-Natal, menemukan bahwa varian B.1.1.529 bertanggung jawab atas semua 77 sampel virus yang mereka analisis dari Gauteng, dikumpulkan antara 12 dan 20 November. Analisis ratusan sampel lagi sedang dikerjakan.

Varian ini memiliki mutasi lonjakan yang memungkinkannya dideteksi dengan tes genotipe yang memberikan hasil jauh lebih cepat daripada pengurutan genom, kata Lessells. Bukti awal dari tes ini menunjukkan bahwa B.1.1.529 telah menyebar lebih jauh dari Gauteng. 

"Kami khawatir varian ini mungkin sudah beredar cukup luas di dalam negeri," kata Lessells

WHO dalam pernyataan terakhirnya, menyatakan varian Omicron memiliki beberapa mutasi kasus yang cepat menyebar di Afrika Selatan. Namun demikian, penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk mengukur apakah Omicron lebih cepat menular dari orang ke orang dibandingkan dengan varian lain, termasuk Delta. 

Memang, jumlah orang yang dites positif meningkat di wilayah Afrika Selatan akibat terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu benar-benar karena Omicron atau faktor lainnya.

Pun dengan tingkat keparahan penyakit, menurut WHO, belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta. 

Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron. 

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa atau individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan. Akan tetapi, untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu. 

Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.
 
Respon Indonesia

Pemerintah Indonesia merespon cepat penyebaran varian baru virus Corona bernama Omicron dengan menerapkan aturan pembatasan ketat dan kewaspadaan penyebaran varian baru di dalam negeri. Otoritas Indonesia melarang kedatangan orang asing dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, dan Nigeria. 

Setiap WNI yang telah melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut -- termasuk Hong Kong -- diwajibkan untuk dikarantina selama 14 hari pada saat kedatangan.

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan

Photo :
  • Instagram/@luhut.pandjaitan

Pemerintah juga mengubah aturan masa karantina bagi pendatang dari luar negeri. Ini berlaku bagi Warga Negara Asing maupun WNI yang baru saja tiba di Tanah Air.  Dari sebelumnya hanya 3 hari, menjadi 7 hari. Aturan itu mulai berlaku Senin, 29 November 2021.

"Pemerintah juga akan meningkatkan waktu karantina bagi WNA dan WNI yang dari luar negeri di luar negara-negara yang masuk daftar pada poin A menjadi 7 hari dari sebelumnya 3 hari,”" kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Minggu 28 November 2021.

Keputusan tersebut diambil menyusul munculnya varian baru virus bernama Omicron dari Afrika Selatan. Varian itu sudah menyebar ke sejumlah negara, diantaranya kawasan Eropa. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan penyebaran varian baru Omicron ini akan dibarengi dengan peningkatkan kewaspadaan dengan memperketat pemeriksaan di seluruh pintu masuk wilayah Indonesia.

"Kita akan pastikan semua kantor karantina pelabuhan di udara, laut, dan darat bekerja dengan keras. Kebijakan kita semua kedatangan internasional akan kita tes PCR," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, Minggu malam 28 November 2021. 

Budi mengatakan, tes PCR itu juga diikuti tindakan lain setelah jika seseorang teridentifikasi positif tertular. Yakni menggunakan tes dengan metode genome sequencing yang bisa membaca varian virus. 

Namun sejauh ini, belum ada laporan infeksi varian Omicron di Indonesia. "Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini," ujarnya.

Dari laporan yang dia terima, hingga kini varian Omicron sudah menjangkit atau terdeteksi sebanyak 128 kasus yang tersebar di berbagai negara. Paling banyak disumbangkan dari Afrika Selatan, karena negara itu lah yang pertama kali mengumumkan varian itu menjangkiti masyarakatnya. 

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut varian Omicron menyebarkan virus lebih cepat ketimbang varian Delta dan tercatat memiliki mutasi paling banyak diantara varian lainnya.

"Potensinya 500 persen lebih cepat menular dari virus aslinya di Wuhan. Kurang lebihnya diatas Delta," kata Dicky Budiman dalam perbincangan di tvOne.

Penyebaran cepat varian baru ini diketahui berdasarkan data perkembangan kasus di Afrika Selatan. Dalam waktu 3 minggu, varian Omicron ini sangat cepat menyebar jika merujuk pada positivity rate dari semula 1 persen meningkat 30 persen, dan dalam 2 minggu varian ini sudah mendominasi kasus di salah satu provinsi di Afrika Selatan.

Termasuk data terakhir 90 persen kasus PCR di ibu kota Afrika Selatan berasal dari varian Omicron. Hal ini menunjukan varian ini begitu cepat menular. Bahkan, WHO langsung menyatakan Omicron sebagai 'variant of concern'.

"Ini saja sudah memberi satu sinyal varian yang serius. Data awal 3 minggu penyebaran yang disebut growth advantage ini sangat jelas melebihi Delta. Delta itu butuh 3 bulan untuk bisa dominan atau 50 persen virus atau strain yang bersirkulasi di suatu wilayah. Nah, Omicron ini hanya butuh 3 minggu dia lebih cepat daripada Delta varian dalam mengifeksi," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya