WHO Sebut Varian Baru COVID-19 Afsel Omicron 'Varian yang Diwaspadai'

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat, 26 November 2021, mengklasifikasi varian B11529 yang muncul di Afrika Selatan sebagai SARS-CoV-2 sebagai "varian yang diwaspadai", dan menyebutkan bahwa varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

Penggugat Israel atas Dugaan Genosida di Gaza Bertambah, Irlandia Siap Ikuti Langkah Afsel

Bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi berulang dan "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19," kata WHO lewat pernyataan usai rapat tertutup ahli independen yang meninjau data itu.

Infeksi di Afrika Selatan melonjak drastis dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan temuan varian yang kini dinamai sebagai omicron, katanya.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Varian ini mempunyai mutasi yang banyak, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal memperlihatkan bahwa varian ini memiliki risiko infeksi berulang yang tinggi, jika dibanding dengan (varian yang diwaspadai) lainnya", kata dia.

Omicron merupakan varian COVID-19 kelima yang menyandang nama.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat dibanding lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan dalam menyebarkan virus," kata WHO.

Menurut WHO, tes PCR saat ini masih dapat mendeteksi varian itu.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

WHO sebelumnya memperingatkan negara-negara untuk tidak terburu-buru menerapkan pembatasan perjalanan sehubungan dengan temuan varian baru itu, mengatakan bahwa mereka harus mengambil "pendekatan berbasis risiko dan sains".

Sejumlah negara langsung mewaspadai temuan varian B11529 di Afsel.

Uni Eropa dan Inggris termasuk negara yang memperketat perbatasan saat para ilmuan sedang mencari tahu apakah mutasi itu resisten terhadap vaksin.

"Pada titik ini, pembatasan perjalanan harus dilakukan hati-hati," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier pada konferensi pers PBB di Jenewa. "WHO mengimbau agar negara-negara tetap menerapkan pendekatan berbasis risiko dan sains ketika menerapkan langkah-langkah pembatasan perjalanan."

Diperlukan waktu berminggu-minggu untuk menentukan seberapa cepat penularannya dan bagaimana varian itu akan memengaruhi pengobatan dan vaksin COVID-19, katanya, sejauh ini telah tercatat 100 urutan varian B11529 .

Masyarakat harus tetap menggunakan masker apabila memungkinkan, menghindari kerumunan, tetap menjaga ventilasi udara dan kebersihan tangan, lanjut Lindmeier.

Direktur kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengapresiasi lembaga kesehatan Afrika Selatan karena menangkap sinyal varian baru itu. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya