Kyoko Soda Gadis Jepang Dalami Ilmu Silat Cimande, Kini Jadi Pendekar
- bbc
"Pak Rifai itu macam kayak papa sendiri… Saya ingat bapak sudah tua dan kondisinya nggak sehat lagi. Dia kan udah nggak bisa silat lagi, nggak bisa bergerak lagi. Tapi begitu cerita atau hadir di latihan, dia tenaganya muncul lagi," cerita Kyoko kepada BBC News Indonesia.
"Itu saya lihat orang silat yang silatnya sampai ke dalam, kalau mereka nggak bisa bergerak tapi lihat atau hadir ke tempat ada silat, itu saja memberi energi kepada mereka. Jadi saya kepingin menjadi kayak mereka, silat masuk ke dalam saya. Kalau level saya silatnya masih di level permukaan saja belum masuk ke dalam," tambahnya.
Momen yang dia ingat, kata Kyoko lagi, termasuk ketika "tamat belajar dan beliau mengatakan baru pertama dapat murid perempuan yang belajar sampai sini".
"Pak Rifai tidak akan lepas prinsip Cimande, yaitu tidak akan ajar ilmu Cimande kepada yang belum mengikuti tatacara "kecer". Kata Pak Rifai, mengajar ilmu Cimande kepada yang belum Kecer itu menjadi dosa dan akan ditanya hari Kiamat. Beliau sangat patuh dan menghargai Cimande. Dari sini lah saya mulai memahami belajar ilmu Cimande itu tidak boleh asal-asalan, harus serius," tambahnya.
Kyoko mengaku "sering diajak ke Cimande oleh pak Rifai", namun lebih banyak "belajar ilmu Cimande di Jakarta."
Rifai Sahib, salah seorang tokoh senior dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia, termasuk dalam anggota komite yang mengembangkan Jurus Tunggal dan Jurus Regu, dua patokan yang menjadi titik penilaian dalam lomba silat internasional.
Federasi pencak silat Eropa, EPSF, menyebut Rifai dalam obituari pada 2014 lalu sebagai tokoh yang memiliki "energi luar biasa tinggi, koreografer, guru dan duta bagi silat". Semasa hidupnya ia banyak berkeliling ke banyak negara di Eropa dan Timur Tengah untuk mempromosikan silat.
Meneruskan amanah
Silat Cimande adalah salah satu aliran pencak silat tertua yang telah melahirkan berbagai perguruan silat di Indonesia dan juga di luar negeri.