Logo ABC

Apa Bentuk Nyata Kerja Sama Green Economy Indonesia-Australia

Petugas bekerja di pabrik daur ulang di Indonesia. (Supplied)
Petugas bekerja di pabrik daur ulang di Indonesia. (Supplied)
Sumber :
  • abc

"Konsensus ilmiah umumnya adalah, dunia sedang menghadapi masalah iklim yang sangat serius, kemungkinan bencana iklim, kecuali kita dapat membatasi pemanasan global agar suhunya tidak lebih dari 1,5 derajat [Celcius], jadi ini adalah salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini."

Target itu mungkin tidak akan terpenuhi karena suhu di Bumi diperkirakan akan mencapai 1,5 derajat Celcius sekitar tahun 2030, menurut laporan dikeluarkan pada Agustus 2021 oleh Intergovernmental Panel on Climate Change.

Dilema batu bara

Ketergantungan Indonesia dan Australia pada batu bara dinilai bermasalah oleh Peter McCawley, profesor di Australian National University.

"Indonesia dan Australia adalah negara pengekspor batu bara nomor satu dan dua di dunia… jika ada negara-negara yang sangat bergantung pada batu bara untuk keperluan ekspor mereka, pastinya muncul dilema besar dalam upaya menjadi hijau [ramah lingkungan]."

Australia tidak menandatangani komitmen yang melibatkan belasan negara di konferensi COP26, termasuk Indonesia, untuk mengurangi praktik pembangkit listrik menggunakan tenaga batu bara.

Amerika Serikat, India dan China juga tidak menandatanganinya.

Pidato Presiden Joko Widodo pada konferensi COP26 memicu kontroversi ketika ia menyebutkan tingkat deforestasi di Indonesia lebih rendah dari 20 tahun terakhir.