Logo ABC

Apa Bentuk Nyata Kerja Sama Green Economy Indonesia-Australia

Petugas bekerja di pabrik daur ulang di Indonesia. (Supplied)
Petugas bekerja di pabrik daur ulang di Indonesia. (Supplied)
Sumber :
  • abc

"Jika ada seribu orang dalam suatu ruangan, ekonomi hijau dapat diartikan dengan 1.000 cara berbeda," katanya.

"Secara umum, fokusnya adalah memberikan perhatian lebih serius pada lingkungan. Saat ini itu berarti mencoba mendekarbonisasi ekonomi dengan cepat, ini satu dimensi."

Menurutnya, dalam 'ekonomi hijau', pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan memperhatikan lingkungan dan dalam praktiknya, perusahaan menggunakan sumber daya terbarukan dan energi bersih.

Berdasarkan definisi Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "'ekonomi hijau" berarti "tingkat karbon rendah, sumber daya efisien dan inklusif secara sosial", juga usaha yang mencegah "hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem".

Istilah "ekonomi hijau" juga muncul dalam KTT COP21 di tahun 2015, ketika menteri luar negeri Australia saat itu, Julie Bishop menyampaikan pidato yang membahas transformasi Australia menuju ekonomi hijau, didorong inovasi tenaga surya dan kendaraan listrik dalam kerja samanya dengan Indonesia.

Sejak itu, organisasi di seluruh Australia dan Indonesia seperti 'Climate Works' dan 'Global Green Growth Institute' telah menetapkan strategi untuk mencapai "ekonomi hijau".

Namun Profesor Hal mengatakan pemerintah dan pakar telah membahas "ekonomi hijau" sejak 50 tahun yang lalu, sebelum istilah ini digunakan dalam perjanjian antara Australia dan Indonesia.

"Ini bukan konsep baru. Orang-orang telah mengkhawatirkan semua masalah ini, tetapi mereka menjadi sangat penting karena bukti yang tak terbantahkan soal pemanasan global," katanya.