Dituduh Menghina Islam, Warga Malaysia Ini Pergi dari Negaranya
- bbc
Tapi dulunya, tidak seperti ini.
"Malaysia pernah sekali-kalinya sangat toleran dan menerima komunitas transgender," kata Rozana Isa, pendiri Sisters in Islam, sebuah kelompok yang memperjuangkan hak-hak permepuan di dalam Islam, yang mendukung Nur Sajat.
"Kamu lihat mereka hidup sangat menonjol di antara keluarga, di komunitas, mengambil bagian dari kehidupan masyarakat. Tapi lebih dari 30 tahun, kami telah memulai kebijakan Islamisasi. Jadi, Anda bisa melihat lebih banyak aturan dan banyak interpretasi Islam, yang jauh lebih sempit dalam penerimaan keberagaman."
Islam bukan hanya agama resmi di Malaysia, tapi juga didefinisikan sebagai atribut penting bagian dari Melayu, kelompok etnis terbesar yang beragam di negara itu.
Untuk memenangkan pemilu, partai politik tahu mereka harus melakukan yang terbaik apa yang disebut "jantung hati Malaysia", di mana masyarakat cenderung memiliki pandangan keagamaan yang lebih konservatif. Parpol kerap berkampanye di wilayah-wilayah ini dengan seruan untuk pembelaan yang lebih keras terhadap nilai-nilai Islam.
Dengan situasi politik Malaysia yang bergejolak baru-baru ini, dan ekonomi yang terpuruk karena Covid-19, sejumlah orang menduga serangan berlebihan kepada Nur Sajat lebih digerakan oleh pemerintahan lemah yang perlu mendapat dukungan Muslim, dengan agama sejati.
Tapi Nisha Ayub berpendapat, ini masih menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memastikan perlindungan terhadap hak-hak transgender, terlepas dari pandangan Islam yang berbeda. Dia mengatakan bahwa negara Islam lainnya, seperti Pakistan dan Iran, telah mengubah peraturan terkait hal ini.