Logo BBC

Kisah Nyata Loyalis Nazi yang Jadi Aktivis Militan Antidiskriminasi

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Suatu sore bulan April 2017, dia berada di kereta bawah tanah untuk berjumpa dengan teman-temannya di sebuah pub di Parliament Square. Tapi saat itu, penumpang diberitahu bahwa stasiun Westminster telah ditutup karena ada operasi dari kepolisian.

Sebuah kendaraan telah menerobos jalan setapak di Jembatan Westminster dengan kecepatan 70km/jam, dan menabrak para pejalan kaki. Pengemudinya kemudian keluar, dan menikam seorang petugas polisi. Enam orang tewas, termasuk pelaku penyerangan, dan 50 orang terluka.

Mike muncul dari stasiun terdekat, dan menuju ke arah lokasi kejadian. Pemandangan dua anak yang sedang diselimuti, terekam dalam ingatannya. ISIS, yang saat itu masih berkuasa di Timur Tengah, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Selama berminggu-minggu, Mike kembali ke California, bergabung dengan Angkatan Udara AS.

"Saya sangat bersemangat, benar-benar bersemangat. Artinya, tak ada keragu-raguan dalam benak saya, bawha saya ingin pergi ke negara-negara orang lain, apakah itu Irak atau Afghanistan, mengenakan seragam, mengangkat senjata dan membunuh mereka semua."

Selama berminggu-minggu sebelum memulai pelatihan, ia menghabiskan waktu berjam-jam di garasinya untuk minum, merokok, penuh dengan amarah.

"Saya hampir selalu ditemani dengan senjata," katanya. "Dan pada titik itu, di mana jika seseorang bilang pada saya untuk melakukan sesuatu, saya akan melakukannya."


Februari tahun ini, Pentagon memunculkan sikap "pelonggaran" melawan ekstremisme - sebuah perintah kepada para pemimpin militer untuk mengatasi ekstremisme di dalam pasukan mereka.

Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan Lloyd Austin membentuk kelompok kerja untuk menentukan bagaimana menemukan "ancaman orang dalam" dan menjelaskan bahwa calon yang direkrut sekarang akan disaring terkait dengan afiliasi terhadap ekstremis.

Langkah ini datang setelah analisis awal dari mereka yang ditangkap dalam kerusuhan di Gedung Kongres AS (Capitol) 6 Januari lalu, yang melibatkan mantan prajurit dan perempuan.