Logo ABC

Sam Harus Bekerja 20 Jam Sehari di Tengah Pandemi COVID-19

Chanaka (Sam) Kahandawala  dan pekerjanya di lokasi yang terkena COVID di Melbourne. (Supplied)
Chanaka (Sam) Kahandawala  dan pekerjanya di lokasi yang terkena COVID di Melbourne. (Supplied)
Sumber :
  • abc

Di tengah kesibukan sebagai pembersih dan juga sebagai manajer, saya kadang harus bekerja keseluruhan 20 jam sehari.

'Dua tahun terakhir ini berat sekali'

Mereka yang mau bekerja sebagai 'cleaner' jadi masalah terbesar yang kami hadapi.

Kebanyakan yang kerja sebelumnya adalah mereka yang berasal dari luar negeri.

Banyak mahasiswa internasional berhenti bekerja karena mereka tidak memiliki visa permanen.

Beberapa pulang ke negara asal atau pindah ke negara bagian lain yang tidak 'lockdown'.

Mereka memiliki kesempatan lebih besar di sana untuk bisa menjadi warga permanen di Australia.

Banyak juga karyawan kami yang kehilangan pekerjaan, karena status visa mereka adalah bukan penduduk tetap, atau 'permanent resident' (PR). Mereka tidak mendapat bantuan dari pemerintah Australia lewat program 'JobKeeper' atau 'JobSeeker'.

Kami sudah mencoba yang terbaik untuk memberi mereka pekerjaan, namun kami tidak bisa berbuat banyak karena bisnis menurun 50 persen.

Keadaan mulai membaik ketika kami mendapat tawaran membersihkan tempat-tempat yang dianggap terekspos COVID-19, namun juga sulit karena butuh yang sudah berpengalaman.