Logo ABC

Pendukung Utama Wisata, Pekerja Seks di Thailand Minta Diakui Resmi

Pekerja seks di Thailand tidak dapat bantuan dari pemerintah selama pandemi karena kerja mereka tidak diakui. (ABC News: Mark Dobbin)
Pekerja seks di Thailand tidak dapat bantuan dari pemerintah selama pandemi karena kerja mereka tidak diakui. (ABC News: Mark Dobbin)
Sumber :
  • abc

Orangtua tunggal dari tiga anak tersebut mengatakan dia tidak mau terkena virus sehingga dia hanya bertemu klien yang didapatnya dari aplikasi HP.

"Saya takut keluar untuk bertemu mereka karena saya tidak tahu siapa saja yang sudah mereka temui, jadi bikin janji lewat internet adalah yang terbaik," katanya.

"Jadi kami membuat perjanjian, bila saya menunjukkan bagian tubuh saya, kamu harus membayar sejumlah uang yang telah disepakati."

Uang yang didapatnya hanya sekitar 10 persen dari pendapatannya sebelum pandemi, hal yang membuatnya sulit untuk membiayai anak-anaknya yang tinggal di provinsi lain.

"Sebelum pandemi keadaan sangat baik, mudah mencari uang, dan saya tidak mengalami kesulitan mengirim uang ke rumah," katanya.

"Saya harap COVID segera berlalu sehingga keadaan bisa kembali normal."

Om mengatakan dia ingin menjadi pekerja seks resmi sehingga 'kami tidak harus kerja sembunyi-sembunyi."

Tetapi Professor Chalidaporn mengatakan pemerintah Thailand tidak pernah membuat usaha untuk melegalkan industri seks karena masalah ini 'tidak pernah menarik perhatian publik Thailand."

"Bila kita mau membicarakan soal industri seks, kita tidak bisa sekadar berbicara mengenai dekriminalisasi pekerja seks, tapi juga berbicara mengenai masalah dasarnya yaitu seks di luar pernikahan.

"Ini akan menjadi pembicaraan sulit bagi banyak kelompok dalam masyarakat dan itulah sebabnya mereka tidak membicarakannya, sehingga kemudian mereka tidak mempedulikan soal pekerja seks."