Logo ABC

Pendukung Utama Wisata, Pekerja Seks di Thailand Minta Diakui Resmi

Pekerja seks di Thailand tidak dapat bantuan dari pemerintah selama pandemi karena kerja mereka tidak diakui. (ABC News: Mark Dobbin)
Pekerja seks di Thailand tidak dapat bantuan dari pemerintah selama pandemi karena kerja mereka tidak diakui. (ABC News: Mark Dobbin)
Sumber :
  • abc

Presiden SWING yang juga adalah professor ilmu politik di Thammasat University, Chalidaporn Songsamphan, mengatakan sebelum pandemi industri seks di Thailand menyumbangkan $USD 8 miliar bagi perekonomian negeri itu.

"Perekonomian Thailand sudah lama menggantungkan diri pada industri wisata," kata Professor Chalidaporn kepada ABC.

"Turisme menjadi pendapatan utama bagi seluruh perekonomian wisata dan pekerja seks merupakan bagian besar dari industri wisata ini."

Meski begitu, para pekerja seks ini harus bekerja secara gelap karena prostitusi secara resmi masih dinyatakan ilegal.

Mereka yang ditangkap bisa dikenai denda antara Rp400 ribu sampai Rp16 juta dan bahkan dikenai penjara maksimum dua tahun.

Setelah COVID-19 berdampak pada perekonomian yang menggantungkan diri pada turis tersebut, para pekerja seks Thailand sekarang mendesak agar pemerintah mengakui keberadaan mereka yang bisa menjadi bagian dari pemulihan ekonomi.

Bagian kecil yang tidak dipedulikan

Dalam sebuah unjuk rasa baru-baru ini, sekelompok laki-laki dan perempuan membawa sepatu hak tinggi dan pakaian dalam, berkumpul di depan gedung pemerintah dan mendesak agar pekerjaan mereka diakui dan diatur secara hukum.

"Kami adalah rakyat Thailand dan kami menghasilkan pendapatan bagi negeri ini. Terimalah realitas tersebut bahwa prostitusi memang ada dan memiliki nilai dan derajat yang sama seperti pekerjaan lain," kata salah seorang pengunjuk rasa kepada media.

Pandemi hanya membuat pekerja seks ini menjadi lebih sulit.