Korut Terancam Kelaparan Jelang Musim Dingin, Ini Perintah Kim Jong-un
- bbc
"Kegagalan panen beras dan jagung juga lebih mungkin terjadi di sepanjang garis pantai barat yang merupakan sumber pangan bersejarah bagi Korea Utara," kata Catherine Dill dari Council on Strategic Risks, yang merupakan salah satu penulis laporan berjudul `Converging Crises in North Korea`.
Hal itu bisa jadi menjadi alasan mengapa Pyongyang mengirim duta besarnya untuk Inggris ke Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 di Glasgow.
"Korea Utara sangat rentan terhadap bencana alam. Banjir, hujan keras dan angin topan mengancam mereka setiap tahun yang berdampak pada hasil panen dan memunculkan hama," kata Choi.
Laporan `Krisis Konvergen` menunjukkan situasi ini bisa memburuk beberapa tahun mendatang dan produksi beras dapat terpengaruh oleh kekeringan maupun banjir.
"Badai yang lebih intens telah mempengaruhi Korea Utara, ada contoh nyata dari ini baik di musim topan 2020 dan 2021. Terkait kenaikan permukaan laut, wilayah pesisir Korea Utara akan semakin berisiko," kata Dill.
Di saat Pyongyang jarang berhubungan dengan dunia luar, namun mereka sering memberi pengecualian untuk isu perubahan iklim dan lingkungan.
Korea Utara bekerja sama dengan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) untuk laporan rinci negara pada 2003 dan 2012.
Pyongyang juga menandatangani perjanjian internasional seperti Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris.
Salah satu alasan keterlibatan dalam isu perubahan iklim ini bisa jadi karena dampaknya terhadap produksi pangan.