Jelang COP26, Dubes Inggris Ingatkan Perubahan Iklim Itu Nyata

Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste
Sumber :
  • Rochimawati/VIVA.co.id

VIVA – Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, kembali mengingatkan bahwa perubahan iklim adalah isu nyata. Perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi dunia. 

Puteri Qatrunnada, Relawan Dokter Muda Bertaruh Nyawa di Tengah Bencana

"Perubahan iklim itu nyata. Saat ini kita memiliki dunia dengan kenaikan suhu rata-rata setidaknya 1,1 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Mungkin terdengar tidak banyak tapi dunia kita sangat merata. Ada risiko perubahan dramatis dan bencana apabila tiba-tiba terjadi perubahan tertentu di alam. Dan rata-rata global menyembunyikan kenaikan yang lebih ekstrem di berbagai tempat di dunia," kata Jenkins saat Media Briefing for United Nations Climate Change Conference 2021 ke-26 (COP26).

COP26 akan digelar pada 1-12 November 2021 di Glasgow, Inggris. Dalam acara tersebut para pemimpin dunia akan diminta komitmennya terkait Perubahan Iklim. 

Angka Kemiskinan di Padang Panjang Naik Pasca Erupsi Gunung Marapi

"Kita sudah melihat dampak di banyak negara dan wilayah seperti peristiwa cuaca lebih ekstrem, gelombang panas, dan kebakaran hutan. Tahun lalu Asia mengalami rekor tahun terpanas, 1,4 derajat di atas suhu rata-rata selama tiga dekade sebelumnya, menyebabkan kerugian ekonomi miliaran dolar akibat cuaca ekstrim dan dampak perubahan iklim. Dan para ilmuwan, sudah tidak diragukan lagi, melihat bahwa keadaan akan menjadi lebih buruk," tuturnya. 

Terkait dengan gelaran COP26, Jenkins menjelaskan bahwa dalam Perjanjian Paris pada 2015, sebanyak 189 negara sepakat untuk menjaga kenaikan suhu rat-rata global menjadi 1.5 derajat celcius. 

BPBA Sebut Aceh Dilanda 241 Kali Bencana pada Januari-Oktober 2024, Kebakaran Terbanyak

"Kita akan mengalami bencana iklim yang lebih buruk daripada sekarang ketika kita mencapai pemanasan 1,5 derajat. Tapi itu dipilih karena ini adalah skenario terbaik kami yang dapat dicapai, skenario yang tidak terlalu buruk. Sayangnya, sepertinya kita akan naik di atas 1,5 derajat pada tahun 2030. Saat ini, kita sedang menuju setidaknya antara 1,5 dan 2,7 derajat kenaikan suhu global rata-rata abad ini kecuali ada pengurangan emisi yang signifikan dan segera," tutur dia. 

Untuk mengatasi hal tersebut, dalam COP26, kata Jenkins, semua negara akan diminta komitmennya untuk mengatasi perubahan iklim dengan empat langkah.  

"Pertama, Setiap negara harus segera maju dengan komitmen pengurangan emisi yang ambisius. Kedua adalah tindakan untuk memenuhi komitmen tersebut," kata dia. 

Hal ketiga adalah, hasil negosiasi yang menerapkan sistem yang akan mempercepat kemajuan hingga 2030. Itu membutuhkan finalisasi Paris Rulebook, termasuk Pasal 6 tentang perdagangan karbon, membantu dunia bekerja sama untuk mengurangi emisi dengan biaya rendah.

"Keempat adalah kemajuan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim kita, memperhitungkan kerugian dan kerusakan yang dapat ditimbulkannya serta mengamankan pendanaan yang cukup dari keuangan publik dan swasta untuk mengatasinya juga harus disepakati di COP26," kata Owen Jenkins. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya