Kemitraan ASEAN-China Singgung Perdamaian di Laut China Selatan
- Twitter @Menlu_RI
VIVA – Pemerintah Indonesia menyebut kemitraan antara kelompok negara yang tergabung dalam ASEAN dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menyangkut perdamaian di Laut China Selatan (LCS).
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di tengah acara KTT ASEAN yang digelar secara virtual. KTT yang bersamaan dengan berlangsungnya forum tertinggi ASEAN dengan negara Tirai Bambu itu pun disepakati beberapa hal.
"ASEAN mendorong kemitraan ASEAN-RRT untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan melalui berbagai mekanisme ASEAN termasuk penanganan kejahatan lintas negara,” kata Retno dalam keterangannya, Rabu 27 Oktober 2021.
Kata Retno, Presiden Joko Widodo pula mendorong kerja sama antara ASEAN-China di empat bidang dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Yakni di sektor maritim, konektivitas, pencapaian sustainable development goals (SDGs) serta penguatan perdagangan dan investasi.
Kembali ke persoalan Laut China Selatan, disepakati komitmen melalui implementasi Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC). Dan juga untuk menjaga momentum kelanjutan negosiasi disepakati Code of Conduct in the South China Sea (COC).
"Cina menyampaikan komitmen untuk melanjutkan proses negosiasi dokumen COC. Tahun depan ASEAN dan Cina akan memperingati 20 tahun sejak dokumen DOC ditandatangani melalui berbagai aktivitas kerja sama praktis,” ujar perempuan asal Semarang itu.
Retno yang mendampingi Presiden Jokowi saat acara, berujar perumusan dan negosiasi CoC berjalan sangat lamban. Sementara, tensi di LCS yang menjadi sengketa sejumlah negara terus meninggi.
"Tahun depan ASEAN dan RRT akan memperingati 20 Tahun sejak dokumen DOC ditandatangani melalui berbagai aktivitas kerja sama praktis,” kata dia.
Retno bilang, guna memaksimalkan potensi Cina dan ASEAN sebagai mitra dagang terbesar bagi satu sama lain terus dilakukan melalui penguatan ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA), kerja sama digital, serta mendorong kerja sama ekonomi dalam sistem perdagangan multilateral.
Selanjutnya, pemerintah Indonesia juga mendorong penguatan kerja sama kesehatan untuk penanganan pandemi COVID-19. Ini termasuk, akses pengadaan vaksin, kerja sama penelitian, pengembangan, hingga pembangunan pusat produksi dan distribusi di kawasan.
“Cina merupakan mitra dagang ASEAN yang penting dengan total nilai perdagangan pada semester pertama 2021 mencapai US$ 410,76 miliar (Rp 5.843 triliun),” ujar Retno.