Cara Kaum Muda Indonesia Melawan Krisis Iklim
- bbc
https://www.instagram.com/p/CSeP638JMZO/
Apalagi akunnya di Instagram, iamhendraw, memiliki 100 ribu pengikut, sehingga apa yang dia sebarkan cukup banyak menjangkau banyak warganet.
"Saya berusaha membagikan ilmu yang telah diperoleh, baik lewat riset sendiri maupun dari platform belajar dan saya membaginya lewat tulisan di blog maupun konten di media sosial dengan harapan masyarakat Indonesia bisa lebih aware tentang sustainable fashion," ujar Hendra.
Dia menekankan bagaimana kita sebagai pembeli dapat memiliki peran dalam membuat fesyen menjadi lebih berkelanjutan dengan cara berinvestasi dalam membeli pakaian-pakaian yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama dan membeli kualitas, bukan kuantitas.
Contohnya, pakaian yang harganya murah mungkin beberapa setelah dicuci sudah luntur atau mudah rusak. Sedangkan brand yang sustainable mungkin harganya 2 atau 3 kali lebih mahal tapi lebih tahan lama.
Hendra juga mengingatkan bahwa pilihan pembeli sangat vital untuk mendorong tindakan lingkungan, karena pelaku bisnis akan peduli jika para pembeli melakukannya.
"Jadi itu tantangan juga bagi para pelaku bisnis di industri fesyen untuk mencari alternatif bahan ramah lingkungan yang harganya terjangkau oleh masyarakat Indonesia," kata Hendra, yang menjadi juara kedua dalam Kompetisi Video FPCI #Indonesia4Climate berkat video edukasinya mengenai fesyen ramah lingkungan.
Baginya, untuk membuat suatu perubahan yang positif tidak harus menduduki posisi tertentu atau sudah punya status terkenal di masyarakat.
"Tapi bisa kita mulai dari hal-hal kecil, seperti mengedukasi teman atau keluarga lalu perlahan-lahan bisa mengajak mereka untuk ikut terlibat aksi menanggulangi masalah lingkungan ini," ujar pria yang bercita-cita menjadi wirausaha di bidang fesyen ramah lingkungan itu.
Steven Setiawan: Menyuarakan Indonesia di forum internasional
Kaum muda Indonesia tidak hanya giat di media soial dan terjun ke tengah masyarakat mengkampanyekan dampak perubahan iklim. Ada pula yang aktif menyuarakan masalah ini di forum internasional, seperti yang dilakukan oleh Steven Setiawan, 21 tahun.
Pemuda asal Kota Cimahi itu terpilih mewakili Indonesia di pertemuan internasional "Youth4Climate: Driving Ambition" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia di Kota Milan 28-30 September 2021. Selain Steven, delegasi kaum muda Indonesia juga diwakili oleh Damayanti Prabasari.
"Dalam pertemuan di Milan, saya terlibat dalam pembahasan masyarakat sadar iklim. Bagaimana kita dari berbagai kalangan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu krisis iklim," ujar Steven, yang menjadi juru bicara delegasi Indonesia.
Pertemuan di Milan ini memberi kesempatan kepada sekitar 400 anak muda dari 197 negara - termasuk aktivis iklim muda Greta Thunberg - untuk berkumpul dan membahas tindakan mendesak yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.
Mereka memberi pesan yang singkat dan tegas kepada para pemimpin dunia: kita sudah dilanda krisis iklim, jangan hanya umbar janji, tapi langsung bertindak untuk mengatasinya.
Bagi Steven, kaum muda seperti dirinya yang akan paling terdampak jika dunia gagal menjaga kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius.