Logo BBC

Cara Kaum Muda Indonesia Melawan Krisis Iklim

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

https://www.youtube.com/watch?v=zhGQCXzW0AM

Karya itu mereka ikutkan dalam lomba video bertema perubahan iklim yang diadakan Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Inggris, Italia dan Swedia di Jakarta September lalu. Hasilnya, video itu menjadi pemenang pertama.

Bagi Bella dan Putri, menjadi pemenang bukan hal utama yang mereka cari. "Kami melihat ajang ini sebagai platform di mana kami bisa menyampaikan keresahan kami ke publik yang lebih luas.

"Jadi dengan kami ikut lomba dan diunggah ke media sosial berikut menyertakan tagar dari penyelenggara, itu akan sampai ke orang-orang banyak yang selama ini di luar jangkauan kami," ujar Bella.

Alwi Johan Yogatama: Menyadarkan publik lewat video sampah

https://www.instagram.com/p/CIielNtATyj/

Perubahan iklim akibat kegiatan yang mencemari lingkungan juga disorot oleh Alwi Johan Yogatama (20).

Melalui video dokumenter yang dia garap dan produksi sendiri, mahasiswa semester 5 jurusan televisi dan film di Universitas Padjadjaran Bandung itu menunjukkan bahwa sampah yang dihasilkan warga sudah bertumpuk-tumpuk dan baru sedikit yang dapat diolah.

Jangankan di kota-kota besar, fenomena itu sudah terjadi kota tempat tinggi Johan di Temanggung, Jawa Tengah. Dalam videonya, dia mengeksplorasi kehidupan orang-orang yang mendaur ulang limbah rumah tangga di Tempat Pembungan Akhir di Temanggung.

"Karena sampah itu masalah kita semua. Setiap beraktivitas pasti kita memproduksi sampah. dan apa yang ada di sekitar saya sendiri sebagai pembuat film yang paling dekat-dekat itu adalah sampah," ujar Johan.

Lewat videonya, dia menunjukkan setiap hari 72 pekerja dan pemilah sampah di TPA Temanggung menyelamatkan 6 ton sampah yang dapat didaur ulang dari 100 ton sampah. Sampah-sampah yang dipilah itu bisa dijual ke pengepul untuk diolah kembali.

https://www.instagram.com/p/COw2Mi6HiQ3/

Dari video dan reportase yang dibuatnya secara langsung itu, Johan mengagumi martabat, kepahlawanan, dan semangat ceria dari mereka yang memilah sampah kita walau dalam kondisi yang sulit.

"Para pemilah sampah ini bisa mengurangi enam ton dari sampah yang masuk ke TPA setiap hari dan itu sungguh luar biasa. Namun masih ada sisa 94 ton, masa menumpuk di situ terus? Jadi di TPA Temanggung sendiri itu tidak kurang 100 ton sampah masuk setiap hari. Belum yang di sungai, di pekarangan dan itu belum terdata," ujarnya.

Selain di TPA Temanggung, Johan sebelumnya membuat video dokumenter mengenai masalah sampah di sungai. Dia yakin, bila sampah makin menumpuk, tidak saja merusak lingkungan, namun akan menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya dan berpengaruh pada perubahan iklim.

Padahal, lanjutnya, dampak perubahan iklim sebenarnya sudah dirasakan penduduk Temanggung, yang sebagian berporfesi sebagai petani tembakau, yang sangat mengandalkan cuaca cerah untuk menjemur hasil panen mereka. Hujan sedikit saja, tembakau jadi rusak.