Momen Haru Marinir AS Selamat dari Bom di Kabul Bertemu Keluarga

Marinir AS pulang dari Kabul dijemput keluarga di bandara
Sumber :
  • ANTARA/Reuters/as)

VIVA – Para prajurit Marinir AS yang telah ditugaskan untuk menjaga bandara Kabul di Afghanistan kembali pulang dan bertemu keluarga pada Minggu (3/10) setelah rekan-rekan mereka yang sebatalion tewas oleh bom bunuh diri.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Pasukan Marinir dari Batalyon II, Resimen Marinir I sedang bertugas di luar bandara Kabul pada 26 Agustus ketika seorang pengebom bunuh diri beraksi, menewaskan sedikitnya 13 anggota militer AS dan sejumlah warga Afghanistan.

Sembilan prajurit Marinir dari pasukan yang disebut 2/1 itu dan seorang pelaut Angkatan Laut yang juga berbasis di Camp Pendleton termasuk di antara 13 yang tewas. Dua prajurit Marinir dari kesatuan lain dan seorang prajurit Angkatan Darat juga tewas.

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Korban tewas itu adalah anggota kompi terpisah dari 282 prajurit Marinir yang kembali pada Minggu ke Camp Pendleton, pangkalan Marinir terbesar di Pantai Barat, sekitar 65 km utara San Diego.

Korps Marinir tidak memberi wartawan akses penuh untuk berbicara dengan prajurit Marinir yang kembali dan keluarga mereka, meskipun beberapa berbicara singkat dengan media.

Badan Perdagangan dan Pembangunan AS Bangun Pusat Komando di IKN Nusantara, Ini Tujuannya

"Kami datang jauh-jauh dari Mississippi untuk menemuinya," kata Allen Frazier, seorang pensiunan Marinir, tentang putranya, Kopral Jeffrey Frazier.

Frazier menolak berkomentar tentang bagaimana misi Afghanistan berakhir, dengan mengatakan, "Saya di sini hanya untuk melihat anak saya."

Peristiwa bom bunuh diri itu terjadi kurang dari 10 hari setelah Taliban merebut Kabul dan menguasai Afghanistan, ketika AS menarik pasukan di negara itu setelah berperang selama hampir 20 tahun.

Pasukan Marinir itu berusaha melindungi bandara, memeriksa orang-orang dan menggeledah senjata selama evakuasi yang kacau.

Evakuasi akhirnya berhasil menerbangkan 124.000 orang ke luar negeri, termasuk warga AS, warga Afghanistan yang membantu AS selama perang, dan keluarga mereka.

Scott Wiles, 58 tahun, anggota pasukan pengawal bersepeda motor yang mengiringi pasukan Marinir sejauh 80 km terakhir dari perjalanan pulang mereka, mengatakan penting mendukung para veteran yang kembali, terutama karena bunuh diri yang begitu umum di antara mereka.

Regunya, Patriot Guard Riders, bermaksud mengangkat semangat mereka dengan pengawalan yang semarak.

"Inilah saat kelam bagi mereka. Mereka kehilangan beberapa rekan satu tim ... orang-orang yang pernah berlatih bersama, tidur bersama, dan ditugaskan bersama mereka," kata Wiles.

"Dan jika kami bisa menjadi pelipur lara ... dan mereka tidak jatuh ke lubang gelap, itulah alasan kami kenapa ada di sini." (Ant/Antara)

Ilustrasi bendera Indonesia.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Indonesia berada di peringkat ketiga untuk adopsi kripto di dunia, naik empat tingkat dari tahun lalu yang berada di peringkat ketujuh. Melampaui AS dan Rusia.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024