Perangi Kesenjangan Kaya Miskin, China Tertibkan Konglomerat
- bbc
Baca juga:
- Sempat hilang dari publik, mengapa pendiri Alibaba Jack Ma kembali `tiarap`
- China denda Alibaba milik Jack Ma Rp43 triliun, peringatan untuk perusahaan teknologi lain?
- Sempat menghilang dari publik sejak Oktober, Jack Ma muncul dalam acara amal
Menara utang yang tertatih-tatih
Evergrande Group merupakan contoh lain raksasa bisnis yang sudah ditentukan nasibnya dengan kebijakan kemakmuran bersama
Bisnis intinya adalah pembangunan real estat namun perusahaan itu juga meluaskan sayapnya ke usaha manajemen kekayaan, mobil listrik, dan industri makanan dan minuman. Perusahaan itu bahkan pemilik salah satu klub sepak bola terbesar di China, Guangzhou FC.
Evergrande dikelola oleh konglomerat Hui Ka Yan. Dia sempat menjadi orang terkaya se-Asia pada 2017, menurut Forbes.
Namun krisis utang yang melanda Evergrande dalam beberapa pekan terakhir turut mengguncang pasar-pasar keuangan dunia.
Saat merintis jalan menjadi pengembang real estat terbesar di China, Evergrande terlilit utang lebih dari US$300 miliar alias Rp4.260 triliun.
Beijing kini melihat perusahaan-perusahaan properti yang berutang besar sebagai ancaman ekonomi. Maka, Evergrande masuk dalam kategori itu saat Beijing memangkas pinjaman di sektor properti.
Kini, tanpa ada injeksi utang baru, Evergrande tengah kesulitan untuk membayar utang-utang yang sudah ada.