Qatar: Kebijakan Taliban pada Pendidikan Perempuan Sangat Mengecewakan

Perempuan Afghanistan.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Diplomat top Qatar mengatakan kebijakan Taliban terhadap pendidikan anak perempuan di Afghanistan “sangat mengecewakan” dan sebuah “langkah mundur.” Qatar meminta Kepemimpinan kelompok untuk melihat ke Doha bagaimana menjalankan sistem syariah Islam.

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengacu pada, penolakan Taliban mengizinkan siswa sekolah menengah perempuan di Afghanistan untuk melanjutkan studi mereka, beberapa minggu setelah kelompok milisi itu mengambil alih kekuasaan.

Dia berbicara pada konferensi pers dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell di Doha, pada hari Kamis 30 September 2021. "Tindakan baru-baru ini yang sayangnya kita lihat di Afghanistan, sangat mengecewakan seperti beberapa langkah mundur," katanya seperti dilansir dari Al Jazeera.

Pakai Jubah Bebaskan Perempuan Afghanistan, Atlet Ini Didiskualifikasi dari Olimpiade 2024

Doha telah menjadi perantara utama di Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika Serikat bulan lalu, membantu mengevakuasi ribuan orang asing dan Afghanistan, berhubungan dengan penguasa baru Taliban, dan mendukung operasi di bandara Kabul.

“Kami perlu terus melibatkan mereka dan mendesak mereka untuk tidak mengambil tindakan seperti itu, dan kami juga telah mencoba untuk menunjukkan kepada Taliban bagaimana negara-negara Muslim dapat menjalankan hukum mereka, bagaimana mereka dapat menangani masalah-masalah perempuan,” kata Sheikh Mohammed.

Kronologi WN Afghanistan Tewas Lompat ke Arah KRL di Stasiun Sudirman

“Salah satu contohnya adalah Negara Qatar, yang merupakan negara Muslim; sistem kami adalah sistem Islam (tetapi) kami memiliki jumlah perempuan melebihi laki-laki dalam angkatan kerja, pemerintahan dan pendidikan tinggi.”

Taliban mengikuti interpretasi hukum Islam yang sangat ketat yang memisahkan laki-laki dan perempuan, dan juga memangkas akses perempuan untuk bekerja. Sudah hampir dua minggu sejak anak perempuan dilarang pergi ke sekolah menengah. Demonstrasi terisolasi yang dipimpin oleh perempuan telah pecah di seluruh Afghanistan dalam beberapa hari terakhir.

Taliban telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa pekan terakhir. Salah satunya tindakan Taliban yang secara terbuka menggantung mayat empat orang yang diduga penculik di Herat pekan lalu. 

Mempertunjukan para tersangka penculikan yang tewas adalah hukuman publik paling terkenal sejak Taliban berkuasa bulan lalu. Hal itu telah dilihat sebagai tanda bahwa Taliban akan mengadopsi langkah-langkah menakutkan yang serupa dengan aturan mereka sebelumnya ketika berkuasa pada 1996 hingga 2001.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Donald Parlaungan Simanjuntak

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Peredaran gelap narkoba jenis sabu jaringan internasional dari Afghanistan berhasil diungkap polisi.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024