Kisah Seorang Ibu Afghanistan Mengaku Senang Taliban Berkuasa
- bbc
Shamsullah, putra bungsu, adalah satu-satunya yang selamat. Usianya 24 tahun tetapi wajahnya menunjukkan usianya 10 tahun lebih tua.
Putra sulungl Goljuma yang meninggal dunia 11 tahun lalu adalah Zia Ul Huq. Ia seorang petempur Taliban. "Putra saya bergabung dengan Taliban karena sepengetahuannya Amerika Serikat ingin menghancurkan Islam dan Afghanistan," katanya.
Tiga putranya lagi meninggal dunia dalam hitungan bulan pada tahun 2014. Quadratallah tewas dalam serangan udara. Adapun Hayatullah dan Aminullah, ditangkap dalam razia polisi di rumah keluarga.
Shamsullah mengatakan kedua saudaranya itu dipaksa masuk ke militer dan akhirnya tewas. Sebagai putra satu-satunya yang selamat, Shamsullah meyakini Tuhan memutuskan ia harus memikul tanggung jawab keluarga.
"Apakah Anda pernah mencoba menyangga lima semangka dengan satu tangan saja? Itulah yang saya alami," ungkapnya. Tanggungjawabnya antara lain adalah mengurus janda abang tertua, Zia, yang sebelumnya menjadi petempur Taliban.
"Saya merindukan abang-abang saya," kata Shamsullah. "Janda dari kakak tertua menikah dengan kakak kedua. Ketika abang nomor dua terbunuh, kakak berikutnya menikahinya. Sesudah ia tewas, abang keempat menikahinya. Saya menikahinya ketika ia terbunuh."