Konsumsi Satwa Liar di Asia Tenggara Disorot Dihubungkan dengan COVID
- bbc
Badan intelijen AS dilaporkan memiliki pandangan yang terbelah terkait apakah virus itu hasil penularan alami dari hewan ke manusia, atau apakah itu disebabkan oleh sebuah insiden atau kebocoran di laboratorium.
Banyak ilmuwan meyakini perlu waktu bertahun-tahun penelitian sebelum kesimpulan yang pasti tentang asal muasal Covid tercapai.
Sementara juru kampanye dan penyelidik mengatakan, ada bukti bahwa pasokan produk satwa liar termasuk yang ilegal, terus berlanjut bahkan selama pandemi.
"Pada 9 September, pihak berwenang Malaysia menyita 50 cula badak dan potongan cula dari sebuah kendaraan di dekat Bandara Internasional Kuala Lumpur dan menangkap dua pria. Ini adalah penyitaan cula badak terbesar di negara itu sejak 2018," kata Traffic dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun belum ada studi tentang konsumsi, perdagangan produk satwa liar tidak berhenti kendati ada pandemi," kata Elizabeth John, pejabat komunikasi senior Traffic Asia Tenggara.
Diskon harga produk satwa liar
Para ahli mengatakan stok produk satwa liar, baik legal maupun ilegal, menumpuk karena pembatasan terkait Covid antara perbatasan negara-negara pasar seperti China, Vietnam, dan Laos.
Negara-negara ini telah menjadi hotspot perdagangan satwa liar ilegal selama bertahun-tahun hingga kini.