Jokowi Dorong Penguatan Ketahanan Kesehatan Dunia
- Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Joko Widodo, mendorong adanya mekanisme baru dalam penguatan kesehatan dunia. Hal itu terlihat dari rapuhnya ketahanan kesehatan global, setelah pandemi COVID-19 saat ini melanda. Rapuhnya ketahanan kesehatan global tidak hanya dialami negara berkembang, bahkan negara maju juga.
Maka kata Kepala Negara, arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia harus diperkuat, seperti yang telah dilakukan oleh IMF atau Dana Moneter Internasional di bidang keuangan. Itu disampaikan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 22 September 2021, pada acara GlobalCOVID-19 Summit yang digelar secara virtual.
"Kita harus menyusun mekanisme baru penggalangan sumber daya kesehatan dunia, termasuk untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia yang antara lain digunakan untuk pembelian vaksin, obat, dan alat kesehatan," ujar Presiden Jokowi, seperti dalam siaran pers Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
Perlu ada penyusunan standar protokol kesehatan secara global, agar standar di semua negara bisa sama. Termasuk, lanjut Jokowi, perjalanan lintas batas negara.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga meminta agar negara-negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kapasitas manufaktur lokal harus dibangun agar kebutuhan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan bisa tersedia secara cepat dan merata di seluruh dunia.
"Indonesia berkomitmen dan mampu menjadi bagian dari rantai pasok global," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi kembali menyinggung ketimpangan vaksin antarnegara. Menurutnya hal ini harus segera diatasi. Melalui Covax Facility, lanjut Kepala Negara, kerja sama berbagi dosis atau dose-sharing dan akses yang merata terhadap vaksin harus ditingkatkan.
Presiden Jokowi juga meminta agar politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri. Di tengah kondisi pandemi saat ini, menurut dia kerja sama dan solidaritas adalah kunci untuk mengatasi COVID-19 sehingga bisa pulih bersama-sama.
"Sebagai Presiden G20 tahun depan, Indonesia akan berkontribusi pada upaya dunia memperkuat arsitektur ketahanan kesehatan global demi anak cucu kita di masa depan," tandasnya.
Untuk diketahui, pertemuan tingkat tinggi dunia terkait penanganan pandemi COVID-19 tersebut digagas oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Ini merupakan pertemuan kedua yang digagas Presiden Biden setelah Meeting of Major Economic Forum pada 17 September 2021 lalu.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.