Maju Capres Filipina, Manny Pacquiao Ingin 'Kanvaskan' Koruptor
- Instagram @mannypacquiao
VIVA – Petinju Manny 'Pacman' Pacquiao akhirnya menerima tantangan dari sekutu-sekutu politiknya untuk bersedia dicalonkan sebagai kandidat presiden pada Pemilu Filipina pada 2022 mendatang.
Senator Filipina itu menerima pencalonan dalam sidang umum faksi yang dipimpinnya di Partai PDP-Laban, partai yang berkuasa di Filipina. Pengumuman ini mengakhiri spekulasi tentang karir politik petinju legendaris dunia itu.
"Hari ini saya dengan berani menerima tantangan mencalonkan diri sebagai PRESIDEN Republik Filipina, dengan pesan kepada siapa pun yang ingin mengambil keuntungan bersama rakyat Filipina: WAKTU ANDA SUDAH SAMPAI!," tulis Pacman dikutip dari Instagramnya.
"Kami membutuhkan pemerintah untuk melayani rakyat kami dengan integritas, kasih sayang, dan transparansi. Sekarang waktunya. Kami siap menghadapi tantangan kepemimpinan," lanjutnya.
Manny Pacquiao terjun ke politik praktis pada 2010 sebagai anggota kongres, dan akhirnya terpilih menjadi anggota Senat Filipina. Banyak pihak menduga jika petinju 42 tahun itu berambisi menduduki jabatan tertinggi di negara itu.
Terlepas dari ambisi politiknya, reputasi Pacman di dunia tinju tidak diragukan lagi. Pacquiao adalah petinju dari benua Asia pertama yang berhasil meraih gelar juara tinju profesional di delapan kelas berbeda.
Di luar ring, Ia adalah sosok yang sangat dikagumi rakyat di negaranya, karena kemurahan hati dan mengangkat dirinya keluar dari kemiskinan untuk menjadi salah satu petinju terbesar dan terkaya di dunia.
Pacquiao kerap mencela korupsi di pemerintahan dan menyinggung hubungan Presiden Rodrigo Duterte dengan China. Visinya untuk memerangi kemiskinan dan korupsi di Filipina kemungkinan akan menjadi senjata utamanya di kampanye pilpres.
"Saya seorang pejuang, dan saya akan selalu menjadi pejuang di dalam dan di luar ring," kata Pacquiao, yang juga seorang senator, dalam pidato yang disiarkan langsung selama sidang pada Minggu.
Pencalonan Pacquiao muncul beberapa hari setelah faksi saingannya mencalonkan pembantu Duterte, Senator Christopher "Bong" Go, sebagai calon presiden.
Faksi itu juga menominasikan Duterte sebagai wakil presiden. Sebuah langkah yang oleh para kritikus disebut sebagai taktik Duterte untuk mempertahankan kekuasaan. Duterte dilarang oleh konstitusi mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun kedua sebagai presiden, karenanya Ia mengincar jabatan wapres.
Berdasarkan jajak pendapat, popularitas Pacquiao berada di urutan terdepan. Namun, Pacquiao masih berada satu tingkat di bawah putri Duterte, Sara Duterte-Carpio
Berantas Koruptor
Pada Juli, Pacquiao terpilih sebagai pemimpin PDP-Laban setelah menantang Duterte atas sikapnya terhadap China dan rekam jejaknya dalam memerangi korupsi.
Pacquiao, yang pernah menjadi sekutu dekat Duterte, mengatakan lebih dari 10 miliar peso (sekitar Rp2,8 triliun) bantuan pandemi yang ditujukan untuk keluarga miskin tidak masuk dalam catatan, dan itu hanya satu temuan dalam penyelidikan korupsi yang sedang ia rencanakan.
Upaya pemberantasan korupsi Pacquiao dimulai ketika Senat membuka penyelidikan atas dugaan harga pasokan dan peralatan medis yang terlalu mahal, yang dibeli lewat program tanggap darurat pandemi pemerintah.
Duterte menantang Pacquiao untuk menyebutkan nama kantor pemerintah yang korup untuk membuktikan bahwa petinju itu tidak hanya berpolitik menjelang pemilihan.
Pacquiao membalas dengan memperingatkan ancaman penjara bagi pejabat pemerintah yang korup.
"Waktumu sudah habis!" kata dia.